Pagi hari itu aku di aku di telepon Mbak Linda. Aku disuruh datang kerumahnya. Katanya ada hal penting yang harus dibicarakan. Aku langsung menyanggupinya. Tapi aku bilang kalau aku hanya bisa datang besok sore hari, karena aku sudah ada janji dengan adiknya si Yuni pada hari ini. Mbak Lindapun setuju dengan usulku itu. Aku lalu berangkat ke rumah Yuni. Sesampainya aku di rumah Yuni, aku langsung saja masuk kedalam rumah karena aku sudah terbiasa dengan keluarganya. Sesampainya aku di dalam rumah, aku tidak mendapati siapa-siapa. Aku langsung saja duduk di ruang tamu.
Tapi aku mendengar ada orang yang sedang mandi. Aku tidak tahu siapa yang sedang mandi itu, jadi aku hanya menunggu saja. Tidak berapa lama aku menunggu tiba-tiba Yuni dan ibunya muncul dari pintu depan.
“Hai Andrie, udah lama kamu datang?” sapa ibu nya Yuni yang biasa kupanggil Tante Siska.
“Iya tante barusan aku datang nih.. Tante dan Yuni darimana?” aku balik bertanya.
“Kami dari mall Andrie.. Capek sekali nih” jawab si Yuni duduk dekat ibu tirinya itu.
“O ya tadi aku mendengar ada orang yang sedang mandi.. siapa ya?” tanyaku.
“O.. pasti Mbak Shinta Andrie..” jawab Yuni lagi.
“Iya tante barusan aku datang nih.. Tante dan Yuni darimana?” aku balik bertanya.
“Kami dari mall Andrie.. Capek sekali nih” jawab si Yuni duduk dekat ibu tirinya itu.
“O ya tadi aku mendengar ada orang yang sedang mandi.. siapa ya?” tanyaku.
“O.. pasti Mbak Shinta Andrie..” jawab Yuni lagi.
Tak lama kami pun terdiam. Cukup lama kami terdiam. Diam-diam aku memperhatikan mereka berdua. Yuni dan ibunya hanya tersenyum saja aku perhatikan seperti itu. Aku jadi mulai bernafsu memandangi mereka berdua. Aku lalu mendekati mereka. Setelah berdiri dekat mereka, aku langsung membuka celanaku dan
mengeluarkan kontolku yang sudah mulai tegang.
mengeluarkan kontolku yang sudah mulai tegang.
“Ah.. Andrie, kamu sudah kepingin lagi ya..?” kata tante Siska dengan genitnya.
“Iya tante.. kita mulai lagi yuk..” kataku sambil meremas payudara tante Siska dari balik pakaiannya.
Sementara kepala Yuni kudorong supaya dia memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Aku dan keluarga Yuni memang sudah terbiasa melakukan seks bersama2. Karenanya aku langsungsaja memulainya. Yuni langsung mengulum kontolku dengan sangat bernafsu. Aku sangat senang sekali melihat dia mengulum dan menghisapkontolku. Sementara tanganku terus meremas-remas payudara tante Siska dan mulai membuka pakaiannya. Akhirnya tante Siska hanya memakai celana roknya saja.
“Iya tante.. kita mulai lagi yuk..” kataku sambil meremas payudara tante Siska dari balik pakaiannya.
Sementara kepala Yuni kudorong supaya dia memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Aku dan keluarga Yuni memang sudah terbiasa melakukan seks bersama2. Karenanya aku langsungsaja memulainya. Yuni langsung mengulum kontolku dengan sangat bernafsu. Aku sangat senang sekali melihat dia mengulum dan menghisapkontolku. Sementara tanganku terus meremas-remas payudara tante Siska dan mulai membuka pakaiannya. Akhirnya tante Siska hanya memakai celana roknya saja.
Tanganku terus meremas-remas payudara tante Siska sementara Yuni sibuk menghisap kontolku. Kemudian kepala Yuni kutarik perlahan dan gantian tante Siska yang memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Sungguh sangat enak sekali. Aku juga mulai melepaskan pakaian yang dikenakan Yuni sambil meremas-remas payudaranya kiri dan kanan. Akhirnya Yuni juga hanya mengenakan rok nya saja, tanpa baju. Mereka berdua asyik menghisap kontolku dengan sangat bernafsu dan bergantian dan mereka hanya hanya memakai pakaian bawahnya saja. Tanganku juga meremas-remas payudara mereka bergantian. Agak lama juga mereka menghisap kontolku hingga warnanya kemerahan.
“Tuh Shinta sudah selesai mandi Andrie..” kata ibu si Yuni.
Aku melihat Shinta keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang melilit tubuhnya. Nampak jelas keindahan tubuh Shinta yang dililit handuk itu.
“Hai Andrie sudah lama datangnya?” tanya Shinta dengan riang padaku dan agak kaget dengan yang kami lakukan.
“Ohh.. kalian udah mulai duluan ya?” katanya sedikit kaget.
“Iya Mbak” jawabku sambil tersenyum.
Melihat pemandangan yang ada didepanku itu, aku jadi semakin bernafsu. Aku langsung menghampiri Shinta dengan kontol yang tegang dan mengacung kearahnya. Yuni dan Tante Siska hanya tersenyum saja melihatku.
Aku melihat Shinta keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang melilit tubuhnya. Nampak jelas keindahan tubuh Shinta yang dililit handuk itu.
“Hai Andrie sudah lama datangnya?” tanya Shinta dengan riang padaku dan agak kaget dengan yang kami lakukan.
“Ohh.. kalian udah mulai duluan ya?” katanya sedikit kaget.
“Iya Mbak” jawabku sambil tersenyum.
Melihat pemandangan yang ada didepanku itu, aku jadi semakin bernafsu. Aku langsung menghampiri Shinta dengan kontol yang tegang dan mengacung kearahnya. Yuni dan Tante Siska hanya tersenyum saja melihatku.
Sementara Mbak Shinta hanya berdiri saja melihatku mendekatinya. Aku langsung menarik tangannya ke sofa di ruang tamu disamping Yuni dan ibunya duduk. Sesampainya di sofa aku melepaskan handuk yang melilit tubuhnya yang putih mulus hingga tubuhnya yang putih tinggi semampai itupun polos bugil menampakkan keindahannya. Sementara kontolku berdiri tegak dengan warna yang kemerahan. Shinta hanya menjerit kecil dan tertawa saja. Dia membiarkan aku melepaskan handuk yang dipakainya. Aku langsung memeluk tubuhnya yang wangi. Aku segera menciumi payudaranya sambil memeluk tubuhnya dengan berdiri. Aku menghisap payudaranya kiri dan kanan.
Shinta hanya mendesah saja. Sementara itu Yuni dan ibunya hanya memperhatikan saja dengan nafas yang mulai tidak teratur. Yuni dan ibunya hanya memakai pakaian bawah saja. Sementara tangan Shinta mulai melepaskan bajuku, hingga aku juga telanjang bulat. Aku masih asyik menghisap payudara Shinta kiri kanan dan ciumanku berlanjut kebawah. Aku berjongkok. Aku mengangkat kaki kanan Shinta ke pinggir sofa. Aku menjilati vaginanya. Sungguh enak vagina Shinta kalau dijilat. Sementara kontolkupun sudah semakin tegang dan membesar dan makin panjang. Aku masih terus menjilati vagina Shinta dengan sangat bernafsu.
Shinta masih saja merintih-rintih. Aku makin semangat mendengar rintihan Shinta. Tak lama Shinta menarikku keatas. Dan dia pun berjongkok. Lalu dia langsung memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Shinta menghisap penisku dalam-dalam dan menghisapnya dengan sangat bernafsu. Sementara Yuni dan ibunya makin semangat menonton kami. Mereka melihat sambil mendekati kami. Shinta masih terus menghisap kontolku dengan sangat bernafsu. Aku sangat senang melihat Shinta seperti itu.
Agak lama aku membiarkan Shinta memasukkan dan mengeluarkan kontolku kedalam mulutnya. Akhirnya akupun tidak tahan lagi. Aku segera menarik Shinta dan membaringkannya ke sofa, tepat disamping Yuni. Aku lalu membuka paha Shinta dan mulai memasukkan kontolku kedalam vaginanya. Shinta menjerit tertahan begitu kontolku masuk menerobos kedalam memeknya.
Ahh.. sungguh sangat enak sekali. Begitu kontolku masuk, langsung memek Shinta memijit-mijit kontolku. aku langsung memasukkan dan mengeluarkan kontolku kedalam memeknya. Shinta hanya menjerit kecil dan mendesah saja. Aku langsung menggenjot dan mulai mempercepat gerakan pinggulku. Shinta hanya makin keras desahannya. Akupun semakin bersemangat aja. Aku semakin mempercepat gerakan pinggulku. Dan tak lama aku merasakan kontolku jadi hangat. Rupanya Shinta sudah keluar. Tapi aku kayaknya masih lama untuk keluar. Kulihat Shinta nampak terengah-engah.
Aku langsung menghampiri ibu si Yuni yaitu tante Siska. Aku langsung meremas payudara tante Siska yang putih dan montok. Aku langsung menciumi payudara tante Siska dan membuka BH nya. Aku menghisap payudara tante Siska bergantian. Tante Siska hanya mendesah saja aku perlakukan begitu. Sementara Yuni menatapku dengan bernafsu.
“Sebentar ya Yuni, sekarang aku menggarap ibumu dulu.” kataku pada Yuni.
“Lakukan saja Andrie, aku senang dengan situasi seperti ini.” jawab Yuni.
Aku terus menciumi payudara tante Siska dengan bersemangat. Ciumanku makin lama makin kebawah. Akhirnya ciumanku mengarah ke vagina tante Siska. Aku menjilati vagina tante Siska dan memasukkan lidah ku kedalam aginanya. Tante Siska menjerit senang.
“Ahh.. Andrie.. terus sayang..” katanya sambil mendesah.
“Lakukan saja Andrie, aku senang dengan situasi seperti ini.” jawab Yuni.
Aku terus menciumi payudara tante Siska dengan bersemangat. Ciumanku makin lama makin kebawah. Akhirnya ciumanku mengarah ke vagina tante Siska. Aku menjilati vagina tante Siska dan memasukkan lidah ku kedalam aginanya. Tante Siska menjerit senang.
“Ahh.. Andrie.. terus sayang..” katanya sambil mendesah.
Aku semakin bersemangat saja. Akhirnya aku duduk di sofa dan memberi isyarat pada tante Siska supaya berdiri membelakangiku. Tante Siska mengerti dan membelakangiku. Perlahan-lahan aku mendudukkan tante Siska di pangkuanku dan mengarahkan kontolku ke vaginanya dari belakang dan sambil duduk.
“Biar aku bantu memasukkan kontolmu kedalam memek ibuku Andrie..” kata Yuni sambil menggenggam kontolku dan mengarahkannya kedalam memek ibunya.
Perlahan-lahan kontolku menerobos memek tante Siska. Tante Siska menjerit tertahan begitu kontolku masuk ke memeknya.
“Biar aku bantu memasukkan kontolmu kedalam memek ibuku Andrie..” kata Yuni sambil menggenggam kontolku dan mengarahkannya kedalam memek ibunya.
Perlahan-lahan kontolku menerobos memek tante Siska. Tante Siska menjerit tertahan begitu kontolku masuk ke memeknya.
“Ahh.. Andrie enak sekali sayang..” kata tante Siska dengan desahan yang makin menaikkan nafsu seks ku.
Aku makin bersemangat saja. Perlahan-lahan tante Siska mulai menaik turunkan pantatnya diatas pangkuanku. Dan tanganku juga asyik meremas-remas payudaranya dari belakang. Sementara Yuni dengan serius memperhatikan tepat di depan kontolku yang sudah masuk kedalam memek ibunya. Sekali-kali waktu tante Siska menaikkan pantatnya, Yuni menjilati batang kontolku. Begitu seterusnya. Gerakan pantat tante Siska mulai cepat. Dan makin lama makin cepat. Dan kelihatan kelincahan pantat tante Siska naik turun diatas pangkuanku. Kadang-kadang dia memutar2 pantatnya.
Aku makin bersemangat saja. Perlahan-lahan tante Siska mulai menaik turunkan pantatnya diatas pangkuanku. Dan tanganku juga asyik meremas-remas payudaranya dari belakang. Sementara Yuni dengan serius memperhatikan tepat di depan kontolku yang sudah masuk kedalam memek ibunya. Sekali-kali waktu tante Siska menaikkan pantatnya, Yuni menjilati batang kontolku. Begitu seterusnya. Gerakan pantat tante Siska mulai cepat. Dan makin lama makin cepat. Dan kelihatan kelincahan pantat tante Siska naik turun diatas pangkuanku. Kadang-kadang dia memutar2 pantatnya.
Sekali waktu kontolku terlepas dari memek tante Siska. Waktu terlepas itu Yuni segera menyambar kontolku dan mengulum-ngulum nyadengan sangat bernafsu. Kemudian memasukkan kembali kedalam memek ibunya. Tanganku tetap tidak berhenti meremas-remas payudara tante Siska. Kadang-kadang aku menghisap payudara tante Siska dari belakang.
“Ahh.. Andrie.. kamu pingin menghisap susuku ya..?” kata tante Siska.
“Kalau begitu aku ubah posisiku ya.. sayanghh..” kata tante Siska sambil melepaskan kontolku dari memeknya dan berbalik menghadap ke depanku.
Kemudian dia kembali memasukkan kontolku kedalam memeknya.
“Ayo sayang.. kita lanjutkan lagi..” katanya.
Kemudian kembali tante Siska menaik turunkan pantatnya diatas pangkuanku. Sementara aku dapat bebas menghisap payudaranya dan meremas-remas payudaranya bergantian.
“Ahh.. Andrie.. kamu pingin menghisap susuku ya..?” kata tante Siska.
“Kalau begitu aku ubah posisiku ya.. sayanghh..” kata tante Siska sambil melepaskan kontolku dari memeknya dan berbalik menghadap ke depanku.
Kemudian dia kembali memasukkan kontolku kedalam memeknya.
“Ayo sayang.. kita lanjutkan lagi..” katanya.
Kemudian kembali tante Siska menaik turunkan pantatnya diatas pangkuanku. Sementara aku dapat bebas menghisap payudaranya dan meremas-remas payudaranya bergantian.
Tante Siska merintih-rintih diatas pangkuanku. Pantatnya makin lama makin cepat turun naik sehingga kontolku yang sudah masuk kedalam memeknya menimbulkan bunyi. Agak lama juga tante Siska menaik turunkan pantatnya hingga kemudian..
“Andrie.. akusudah mau keluar.. sayanghh.. Kamu gimana..?” katanya.
“Keluarkan saja tante.. aku masih agak lama nih..” kataku sambil menciumi payudaranya dan menghisapnya bergantian.
Sementara tanganku tidak berhenti meremas-remas payudaranya yang putih montok. Tak lama kemudian tante Siska memeluk tubuhku dengan kencang. Kepalaku dibenamkannya dalam-dalam ke payudaranya.
“Ahh.. Andrie.. sayanghh.. aku sudah keluar..” katanya dengan tubuh yang melemah.
“Andrie.. akusudah mau keluar.. sayanghh.. Kamu gimana..?” katanya.
“Keluarkan saja tante.. aku masih agak lama nih..” kataku sambil menciumi payudaranya dan menghisapnya bergantian.
Sementara tanganku tidak berhenti meremas-remas payudaranya yang putih montok. Tak lama kemudian tante Siska memeluk tubuhku dengan kencang. Kepalaku dibenamkannya dalam-dalam ke payudaranya.
“Ahh.. Andrie.. sayanghh.. aku sudah keluar..” katanya dengan tubuh yang melemah.
Sementara aku masih jauh untuk keluar. Memang aku tidak bisa cepat keluar kalau hanya main dengan satu orang wanita saja. Kemudian tante Siska mencabut kontolku dari memeknya.
“Andrie.. sekarang giliran Yuni yang kamu garap..” katanya sambil menghisap kontolku yang masih tegang.
Aku kemudian bergerak kearah Yuni dan menyuruhnya untuk menungging. Yunipun mengerti dengan tujuanku. Dia menungging dengan posisi kaki tegak. Sementara tangannya memegang sandaran sofa. Tante Siska dan Mbak Shinta hanya duduk dengan nafas yang masih terengah-engah. Perlahan-lahan aku memasukkan kontolku kedalam memek Yuni dari belakang sambil berdiri.
“Andrie.. sekarang giliran Yuni yang kamu garap..” katanya sambil menghisap kontolku yang masih tegang.
Aku kemudian bergerak kearah Yuni dan menyuruhnya untuk menungging. Yunipun mengerti dengan tujuanku. Dia menungging dengan posisi kaki tegak. Sementara tangannya memegang sandaran sofa. Tante Siska dan Mbak Shinta hanya duduk dengan nafas yang masih terengah-engah. Perlahan-lahan aku memasukkan kontolku kedalam memek Yuni dari belakang sambil berdiri.
“Ahh.. enak Andrie..” kata Yuni.
Kemudian setelah posisinya pas, aku memaju mundurkan pantatku sambil memegang pantat Yuni dan meremas-remas nya. Makin lama gerakan ku makin cepat dan Yuni merintih rintih dengan suaranya yang makin bikin aku bersemangat.
“Ah.. ahh.. ahh.. Andrie.. enak sayang..” katanya.
Kemudian setelah posisinya pas, aku memaju mundurkan pantatku sambil memegang pantat Yuni dan meremas-remas nya. Makin lama gerakan ku makin cepat dan Yuni merintih rintih dengan suaranya yang makin bikin aku bersemangat.
“Ah.. ahh.. ahh.. Andrie.. enak sayang..” katanya.
Aku tidak peduli dengan suara Yuni malah makin mempercepat gerakan pantatku. Aku lalu meraih payudara Yuni sehingga dia berada pada posisi membelakangiku sambil berdiri. Kaki kirinya kunaikkan keatas pinggir sofa. Kemudian kembali aku menggenjotnya dari belakang sambil tanganku tidak berhenti meremas-remas payudaranya yang montok. Yuni hanya merintih-rintih saja. Sekitar sepuluh menit, aku mulai merasakan tanda-tanda akan keluar.
“Yuni.. aku sudah mau keluar nih.. kamu bagaimana sayang..?” kataku sambil terus menggenjot pantatnya.
“Aku juga hampir keluar Andrie.. kalau kamu mau keluar diluar memekku saja ya sayang.. karena aku belum minum pil KB nih..” katanya.
Tapi ternyata tubuh Yuni sudah mulai menegang.
“Ahh.. Andrie.. aku keluar duluan aghh..” katanya dan ternyata kakinya tidak mampu untuk berdiri sehingga dia terduduk dan kontolku tercabut dari memeknya.
“Aku juga sudah mau keluar ahh.. aku sudah mau keluar juga..” kataku.
“Aku juga hampir keluar Andrie.. kalau kamu mau keluar diluar memekku saja ya sayang.. karena aku belum minum pil KB nih..” katanya.
Tapi ternyata tubuh Yuni sudah mulai menegang.
“Ahh.. Andrie.. aku keluar duluan aghh..” katanya dan ternyata kakinya tidak mampu untuk berdiri sehingga dia terduduk dan kontolku tercabut dari memeknya.
“Aku juga sudah mau keluar ahh.. aku sudah mau keluar juga..” kataku.
Tante Siska dan Mbak Shinta yang dari tadi hanya melihat saja buru-buru mendekat dan mengarahkan kepalanya kekontolku. Yuni juga mendekatkan kepalanya kekontolku. Akhirnya aku keluar juga. Sambil memegang kontolku, aku mengarahkan air maniku kemulut tante Siska, Mbak Shinta dan Yuni yang sudah berjongkok didepan kontolku. Mereka membuka mulutnya lebar-lebar hingga air maniku masuk kedalam mulut ketiganya. Lumayan banyak juga air maniku keluar hari itu. Mereka kelihatan senang melihat air maniku banyak keluar dan mereka menelan spermaku, kemudian mereka bergantian mengulum kontolku sekaligus membersihkan sisa sperma yang masih menempel di kontolku.
“Ahh.. enak sekkali..” kataku sambil duduk diatas sofa.
Tante Siska duduk disebelah kiriku dan Mbak Shinta duduk di sebelah kananku sementara Yuni duduk di pangkuanku. Kami sama -sama menarik nafas panjang.
“Ahh.. seru sekali ya..” kata Mbak Shinta.
“Iya Andrie memang luar biasa ..” kata tante Siska.
Sementara Yuni hanya menggenggam kontolku yang walaupun sudah keluar tapi masih tetap tegang.
“Iya.. aku lemas nih..” jawabku.
Mereka bertiga hanya tersenyum saja. Lama kami terdiam.
Tante Siska duduk disebelah kiriku dan Mbak Shinta duduk di sebelah kananku sementara Yuni duduk di pangkuanku. Kami sama -sama menarik nafas panjang.
“Ahh.. seru sekali ya..” kata Mbak Shinta.
“Iya Andrie memang luar biasa ..” kata tante Siska.
Sementara Yuni hanya menggenggam kontolku yang walaupun sudah keluar tapi masih tetap tegang.
“Iya.. aku lemas nih..” jawabku.
Mereka bertiga hanya tersenyum saja. Lama kami terdiam.
“Tadi pagi aku ditelpon Mbak Linda.. ada apa ya..?dia menyuruhku untuk datang kerumahnya.” kataku memberitahukan tentang telepon dari Mbak Linda.
“Kapan kamu disuruh kesana Andrie..?” tanya Yuni
“Aku bilang kalau aku bisa datang besok sore.” jawabku.
“Ya udah datang aja besok. Mungkin Mbak Linda kangen sama kamu” jawab Yuni lagi.
Aku tersenyum saja mendengarnya.
“Oya tadi ibu sama Yuni beli makanan. Kita makan aja yuk. Lapar nih.” kata ibu Yuni.
“Kapan kamu disuruh kesana Andrie..?” tanya Yuni
“Aku bilang kalau aku bisa datang besok sore.” jawabku.
“Ya udah datang aja besok. Mungkin Mbak Linda kangen sama kamu” jawab Yuni lagi.
Aku tersenyum saja mendengarnya.
“Oya tadi ibu sama Yuni beli makanan. Kita makan aja yuk. Lapar nih.” kata ibu Yuni.
Akhirnya kami berempat berjalan menuju keruang makan dengan telanjang bulat. Kontolku sudah tidak tegang lagi berayun-ayun kekiri dan kanan waktu melangkah. Tante Siska, Mbak Shinta dan Yuni hanya tersenyum saja melihat kontolku. Kami berempat makan diruang makan dengan telanjang bulat.
Setelah makan kami duduk-duduk santai di meja makan. Hari itu seperti biasa aku tidak diperbolehkan pulang tapi harus menginap disana. Setelah makan kami meneruskan lagi permainan kami di kamar tante Siska yang agak luas. Aku terus mengentot Yuni, ibunya dan Mbak Shinta bergantian dan bermacam gaya. Akhirnya karena kecapekan kami tertidur di kamar tante Siska. Malamnya kami teruskan lagi permainan kami hingga kami kembali tertidur dan bangun pagi hari.
Keesokan harinya aku pulang ke rumah. Sesampainya aku dirumah aku melanjutkan tidurku sampai siang hari. Setelah bangun tidur aku langsung makan siang dan membersihkan rumahku. Tak lama aku mendapat telepon lagi. Rupanya Mbak Linda lagi yang meneleponku.
“Hai Andrie.. Gimana kemarin rame nggak dirumah Yuni?” kata Mbak Linda memulai pembicaraan.
“Iya.. Mbak aku capek sekali nih..” jawabku.
“Memangnya ada apa Mbak menyuruhku datang kesana?” tanyaku.
Keesokan harinya aku pulang ke rumah. Sesampainya aku dirumah aku melanjutkan tidurku sampai siang hari. Setelah bangun tidur aku langsung makan siang dan membersihkan rumahku. Tak lama aku mendapat telepon lagi. Rupanya Mbak Linda lagi yang meneleponku.
“Hai Andrie.. Gimana kemarin rame nggak dirumah Yuni?” kata Mbak Linda memulai pembicaraan.
“Iya.. Mbak aku capek sekali nih..” jawabku.
“Memangnya ada apa Mbak menyuruhku datang kesana?” tanyaku.
“Begini Andrie.. suami Mbak Mas Hadi ingin bertemu denganmu. Kamu dulu udah Mbak kenalkan dengan Mas Hadi kan?” jawab Mbak Linda.
“Tapi ada masalah apa Mbak?” tanyaku penasaran.
“Mbak juga tidak tahu.. karena itu kamu nanti sore datang ke sini ya?” jawabnya.
“Iya deh Mbak nanti sore aku kesana.” jawabku dan akhirnya kami menutup telepon.
“Tapi ada masalah apa Mbak?” tanyaku penasaran.
“Mbak juga tidak tahu.. karena itu kamu nanti sore datang ke sini ya?” jawabnya.
“Iya deh Mbak nanti sore aku kesana.” jawabku dan akhirnya kami menutup telepon.
Dalam hati aku penasaran, “Ada apa kok Mas Hadi suaminya Mbak Linda tiba-tiba ingin bertemu denganku? Apa mungkin dia tahu kalau aku sudah meniduri isterinya?”
Aku hanya menerka-nerka saja tapi aku tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Akhirnya aku memutuskan kalau toh nanti Mas Hadi tahu aku telah meniduri isterinya dan marah kepadaku aku siap menerima resikonya.
“Paling-paling dia hanya memaki-maki dan memukul aku saja” kataku dalam hati.
Aku hanya menerka-nerka saja tapi aku tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Akhirnya aku memutuskan kalau toh nanti Mas Hadi tahu aku telah meniduri isterinya dan marah kepadaku aku siap menerima resikonya.
“Paling-paling dia hanya memaki-maki dan memukul aku saja” kataku dalam hati.
Sore harinya aku berangkat kerumah Mbak Linda sendirian. Sesampainya disana ternyata Mbak Linda dan suaminya Mas Hadi sudah menungguku di ruang tamu. Mas Hadi umurnya kurang lebih 30 tahun.
“Hai Andrie.. ayo masuk” kata Mbak Linda mempersilahkan aku masuk kerumahnya.
Sementara Mbak Linda keluar dan mengunci pintu pagar dan kemudian juga mengunci pintu rumahnya dari dalam. Dia juga menutup dan mengunci jendela. Dan terakhir Mbak Linda menyalakan AC dan menghidupkan lampu ruang depan sehingga rumahnya menjadi terang. Aku tidak tahu apa maksudnya seperti itu. Bukankah aku aku masih dirumahnya?Tapi aku bersikap tenang seperti tidak ada apa-apa. Akhirnya Mbak Linda duduk disamping Mas Hadi.
“Hai Andrie.. ayo masuk” kata Mbak Linda mempersilahkan aku masuk kerumahnya.
Sementara Mbak Linda keluar dan mengunci pintu pagar dan kemudian juga mengunci pintu rumahnya dari dalam. Dia juga menutup dan mengunci jendela. Dan terakhir Mbak Linda menyalakan AC dan menghidupkan lampu ruang depan sehingga rumahnya menjadi terang. Aku tidak tahu apa maksudnya seperti itu. Bukankah aku aku masih dirumahnya?Tapi aku bersikap tenang seperti tidak ada apa-apa. Akhirnya Mbak Linda duduk disamping Mas Hadi.
“Mbak linda dan Mas hadi cuma berdua saja dirumah?” tanyaku memulai pembicaraan.
“Iya pembantu Mbak pulang kampung, jadi tinggal kami berdua saja dirumah.” jawab Mbak Linda.
Setelah itu kami pun berbincang-bincang tentang berbagai hal. Tapi anehnya Mas Hadi sedikit sekali bicaranya. Dia terus saja memperhatikan aku dari ujung rambut hingga kekaki. Aku menjadi salah tingkah di pelototin begitu.
“Ada apa Mbak memanggil saya kemari? katanya ada hal penting. Bisa di jelaskan Mbak?” tanyaku.
“Begini Andrie.. Mas Hadi yang ingin bicara denganmu. Silahkan Mas katanya mau bicara dengan Andrie. Tuh dia udah datang.” kata Mbak Linda dengan kepala menunduk.
“Iya pembantu Mbak pulang kampung, jadi tinggal kami berdua saja dirumah.” jawab Mbak Linda.
Setelah itu kami pun berbincang-bincang tentang berbagai hal. Tapi anehnya Mas Hadi sedikit sekali bicaranya. Dia terus saja memperhatikan aku dari ujung rambut hingga kekaki. Aku menjadi salah tingkah di pelototin begitu.
“Ada apa Mbak memanggil saya kemari? katanya ada hal penting. Bisa di jelaskan Mbak?” tanyaku.
“Begini Andrie.. Mas Hadi yang ingin bicara denganmu. Silahkan Mas katanya mau bicara dengan Andrie. Tuh dia udah datang.” kata Mbak Linda dengan kepala menunduk.
Aku merasa heran dengan sikap Mbak Linda yang tiba-tiba berubah. Mas Hadi hanya mendehem saja
“Hem.. aku mau bertanya padamu Andrie. Kuharap kamu menjawabnya dengan jujur dan jantan.” kata Mas Hadi memulai pembicaraan.
Tiba-tiba aku merasa grogi juga. Jangan-jangan dia sudah tahu kalau aku sudah meniduri isterinya kataku dalam hati. Tapi sebelum berangkat kesini tadi aku sudah memutuskan menerima resiko apapun juga. Jadi aku tidak takut, toh memang aku yang salah. Aku memberanikan diriku.
“Ya Mas, Mas mau bertanya apa? semuanya akan kujawab.” kataku.
“Hem.. aku mau bertanya padamu Andrie. Kuharap kamu menjawabnya dengan jujur dan jantan.” kata Mas Hadi memulai pembicaraan.
Tiba-tiba aku merasa grogi juga. Jangan-jangan dia sudah tahu kalau aku sudah meniduri isterinya kataku dalam hati. Tapi sebelum berangkat kesini tadi aku sudah memutuskan menerima resiko apapun juga. Jadi aku tidak takut, toh memang aku yang salah. Aku memberanikan diriku.
“Ya Mas, Mas mau bertanya apa? semuanya akan kujawab.” kataku.
“Aku bertanya, apa benar kamu sudah tidur dengan isteriku Linda?” kata Mas Hadi dengan suara yang tegas dan keras.
Walaupun aku sudah mengira dia akan menanyakan itu, tapi tetap saja aku menjadi gugup. Tapi walaupun gugup aku harus menjelaskan apa adanya dan semuanya, tekadku dalam hati.
“Iya Mas.. karena itu saya minta maaf sama Mas. Kalau Mas jadi marah saya siap menerima hukuman apapun dari Mas.” jawabku dengan suara pelan.
Walaupun aku sudah mengira dia akan menanyakan itu, tapi tetap saja aku menjadi gugup. Tapi walaupun gugup aku harus menjelaskan apa adanya dan semuanya, tekadku dalam hati.
“Iya Mas.. karena itu saya minta maaf sama Mas. Kalau Mas jadi marah saya siap menerima hukuman apapun dari Mas.” jawabku dengan suara pelan.
“Sudah berapa kali kamu tidur dengannya?” tanya Mas Hadi lagi.
“Sudah tidak terhitung lagi Mas.. sering.” jawabku dengan kepala yang menunduk.
Diam-diam aku melirik kearah Mbak Linda dan dia juga hanya menunduk saja. Aku jadi semakin ketakutan. Dalam hati aku berpikir jangan-jangan Mas Hadi akan membunuhku. Lama kami terdiam.
“Apa kamu merasa bersalah melakukan itu Andrie..?” tanya Mas Hadi lagi.
“Iya Mas.. saya merasa bersalah pada Mas.” jawabku.
“Terus sekarang apa kamu merasa takut?” tanya Mas Hadi lagi.
“Iya.. Mas..” jawabku dengan suara semakin pelan.
“Sudah tidak terhitung lagi Mas.. sering.” jawabku dengan kepala yang menunduk.
Diam-diam aku melirik kearah Mbak Linda dan dia juga hanya menunduk saja. Aku jadi semakin ketakutan. Dalam hati aku berpikir jangan-jangan Mas Hadi akan membunuhku. Lama kami terdiam.
“Apa kamu merasa bersalah melakukan itu Andrie..?” tanya Mas Hadi lagi.
“Iya Mas.. saya merasa bersalah pada Mas.” jawabku.
“Terus sekarang apa kamu merasa takut?” tanya Mas Hadi lagi.
“Iya.. Mas..” jawabku dengan suara semakin pelan.
Tiba-tiba hal yang tidak terduga terjadi. Tiba-tiba Mas Hadi tertawa.
“Ha.. ha.. ha.. Andrie.. Andrie.. kamu jadi ketakutan seperti itu jadi kelihatan lucu.. ha.. ha.. ha..” kata Mas Hadi terbahak-bahak.
Aku jadi kebingungan dengan situasi yang jadi berubah seperti itu. Aku melihat Mbak Linda. Ternyata sama saja, dia ikut tertawa seperti suaminya. Lama mereka tertawa berdua. Aku jadi makin tidak mengerti.
“Ada apa Mas kok malah tertawa..?” tanyaku dengan nada heran.
Mereka malah makin keras tertawanya. Akhirnya aku biarkan saja mereka tertawa dengan wajah kebingungan.
“Ha.. ha.. ha.. Andrie.. Andrie.. kamu jadi ketakutan seperti itu jadi kelihatan lucu.. ha.. ha.. ha..” kata Mas Hadi terbahak-bahak.
Aku jadi kebingungan dengan situasi yang jadi berubah seperti itu. Aku melihat Mbak Linda. Ternyata sama saja, dia ikut tertawa seperti suaminya. Lama mereka tertawa berdua. Aku jadi makin tidak mengerti.
“Ada apa Mas kok malah tertawa..?” tanyaku dengan nada heran.
Mereka malah makin keras tertawanya. Akhirnya aku biarkan saja mereka tertawa dengan wajah kebingungan.
Setelah agak lama barulah Mas Hadi dan Mbak Linda berhenti tertawa.
“Begini Andrie.. kamu jangan ketakutan seperti itu. Aku sebenarnya tidak marah. Tapi hanya ingin lihat reaksimu saja.” kata Mas Hadi.
Tentu saja aku jadi heran.
“Aku akan marah sekali kalau kamu tadi berbohong. Ternyata kamu tidak berbohong. Aku anggap kamu cukup jantan untuk mengakui semua perbuatanmu. Karena itu aku tidak marah.” jawab Mas Hadi sambil tersenyum.
“Benar Mas Hadi tidak marah?” tanyaku untuk meyakinkan diriku.
Mas Hadi hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
“Begini Andrie.. kamu jangan ketakutan seperti itu. Aku sebenarnya tidak marah. Tapi hanya ingin lihat reaksimu saja.” kata Mas Hadi.
Tentu saja aku jadi heran.
“Aku akan marah sekali kalau kamu tadi berbohong. Ternyata kamu tidak berbohong. Aku anggap kamu cukup jantan untuk mengakui semua perbuatanmu. Karena itu aku tidak marah.” jawab Mas Hadi sambil tersenyum.
“Benar Mas Hadi tidak marah?” tanyaku untuk meyakinkan diriku.
Mas Hadi hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
Akhirnya aku menarik nafas lega. Mbak Linda hanya tersenyum saja melihatku. Aku juga mulai tersenyum.
“Terus selanjutnya apa Mas?” tanyaku penasaran.
“Begini Andrie, Mbak Lindamu ini sebenarnya nafsu seksnya tinggi. Aku sendiri jarang sekali bisa memuaskan nafsu seksnya itu. Karena itu dia biasa menggunakan alat ini.”jawab Mas Hadi terus terang sambil memperlihatkan semacam alat kontol-kontolan plastik kepadaku.
“Tapi belakangan ini aku lihat dia sudah jarang menggunakan alat ini dan ini yang membuatku jadi penasaran. Akhirnya dia kutanyai terus dan diapun mengaku kalau dia sudah tidak menggunakan alat ini.” kata Mas Hadi lagi.
“Terus selanjutnya apa Mas?” tanyaku penasaran.
“Begini Andrie, Mbak Lindamu ini sebenarnya nafsu seksnya tinggi. Aku sendiri jarang sekali bisa memuaskan nafsu seksnya itu. Karena itu dia biasa menggunakan alat ini.”jawab Mas Hadi terus terang sambil memperlihatkan semacam alat kontol-kontolan plastik kepadaku.
“Tapi belakangan ini aku lihat dia sudah jarang menggunakan alat ini dan ini yang membuatku jadi penasaran. Akhirnya dia kutanyai terus dan diapun mengaku kalau dia sudah tidak menggunakan alat ini.” kata Mas Hadi lagi.
“Dia juga sudah mengaku kalau dia sudah sering tidur denganmu.” kata Mas hadi menjelaskan.
“Jadi sebenarnya aku senang dia sudah tidak menggunakan alat ini, karena bagiku alat ini bisa merusak vaginanya sendiri. Jadi kesimpulannya kamu kuperbolehkan tidur dengan Linda selagi dia mau. OK?” kata Mas Hadi sambil tersenyum.
“Kamu bebas berbuat apa saja dengannya walaupun di dekatku. Aku ingin lihat dia dipuaskan oleh orang beneran bukan dengan mainan seperti ini.” kata Mas Hadi sambil melemparkan kontol-kontolan itu ke tempat sampah.
“Jadi sebenarnya aku senang dia sudah tidak menggunakan alat ini, karena bagiku alat ini bisa merusak vaginanya sendiri. Jadi kesimpulannya kamu kuperbolehkan tidur dengan Linda selagi dia mau. OK?” kata Mas Hadi sambil tersenyum.
“Kamu bebas berbuat apa saja dengannya walaupun di dekatku. Aku ingin lihat dia dipuaskan oleh orang beneran bukan dengan mainan seperti ini.” kata Mas Hadi sambil melemparkan kontol-kontolan itu ke tempat sampah.
“Tapi satu hal Andrie, kamu boleh main dengan wanita manapun tapi tidak boleh dengan wanita WTS. Sekali saja kamu melanggarnya kamu tidak boleh lagi mendekati Linda. Kamu mengerti?” kata Mas Hadi lagi.
“Iya Mas, saya mengerti. Saya berjanji tidak akan main dengan WTS.” jawabku.
Mas Hadi dan Mbak Linda tersenyum.
“Nah sekarang kamu sudah welcome disini. Kamu bebas masuk dan melakukan apa saja disini. Tapi suatu waktu nanti aku juga ingin meniduri pacarmu si Yuni. OK?” kata Mas Hadi lagi.
“Ya Mas terserah Mas saja.” jawabku. Aku benar-benar merasa lega dan tenang. Kemudian aku memperhatikan Mbak Linda.
“Iya Mas, saya mengerti. Saya berjanji tidak akan main dengan WTS.” jawabku.
Mas Hadi dan Mbak Linda tersenyum.
“Nah sekarang kamu sudah welcome disini. Kamu bebas masuk dan melakukan apa saja disini. Tapi suatu waktu nanti aku juga ingin meniduri pacarmu si Yuni. OK?” kata Mas Hadi lagi.
“Ya Mas terserah Mas saja.” jawabku. Aku benar-benar merasa lega dan tenang. Kemudian aku memperhatikan Mbak Linda.
Mbak Linda hanya tersenyum kepadaku. Aku jadi ingat dengan perkataan Mas Hadi barusan. Aku sudah diberi kesempatan sebebas-bebasnya dengan isterinya walaupun dia ada disini. Perlahan-lahan kontolku mulai berdiri. Lalu aku mendekat kearah Mbak Linda dan duduk disampingnya. Mbak Lindapun duduk merapat ke arahku. Sementara Mas Hadi hanya tersenyum memandangi kami. Aku langsung saja mencium bibir Mbak Linda dihadapan suaminya sendiri. Mbak Lindapun membalas ciumanku. Lalu aku membuka baju kaos yang dipakai Mbak Linda hingga dia hanya memakai BH saja.
BH itupun langsung kucopot didepan Mas Hadi. Maka terpampanglah di hadapanku payudara Mbak Linda yang putih, montok dengan puting payudara yang berwarna merah muda. Aku langsung menciumi payudaranya dan bergantian kiri kanan. Aku menghisap payudara Mbak Linda dengan sangat bernafsu. Mbak Linda hanya merintih-rintih saja. Sementara Mas Hadi masih saja melihati kami. Kemudian Mbak Linda membuka resleting celanaku dan mengeluarkan kontolku yang sudah mulai tegang. Aku membiarkan saja Mbak Linda membuka celanaku dihadapan suaminya. Kontolku masih belum begitu tegang tapi kelihatan sekali besarnya.
“Wowww.. Andrie.. kontolmu mulai tegang ya..” kata Mbak Linda sambil membiarkan tanganku bermain di payudaranya yang putih dan montok.
Kemudian dia mendekatkan mulutnya kekontolku dan menghisapnya dalam-dalam.
“Wowww.. Andrie.. kontolmu mulai tegang ya..” kata Mbak Linda sambil membiarkan tanganku bermain di payudaranya yang putih dan montok.
Kemudian dia mendekatkan mulutnya kekontolku dan menghisapnya dalam-dalam.
“Ahh.. enak sekali Mbak ” kataku dengan mendesah.
Mbak Linda masih terus mengulum kontolku dan tangankupun tidak berhenti meremas-remas payudaranya. Mas Hadi hanya membiarkan kami main berdua. Mbak Linda masih terus menghisap-hisap kontolku dengan sangat bernafsu. Akupun masih terus menikmatinya. Dan tidak lama kemudian aku merasakan sudah mau keluar. Memang Mbak Linda sangat ahli dalam menghisap-isap kontolku, sehingga aku jadi merasa cepat keluar. Kontolku makin lama makin tegang dan membesar.
Mbak Linda sangat senang sekali melihatnya. Dan tidak lama kemudian
“Ahh.. Mbak aku sudah mau keluar..” kataku.
“Keluarkan saja dimulutku Andrie..” kata Mbak Linda sambil mengeluarkan kontolku dari mulutnya kemudian memasukkannya kembali dan menghisapnya. Dan benar saja akupun keluar.
Mbak Linda masih terus mengulum kontolku dan tangankupun tidak berhenti meremas-remas payudaranya. Mas Hadi hanya membiarkan kami main berdua. Mbak Linda masih terus menghisap-hisap kontolku dengan sangat bernafsu. Akupun masih terus menikmatinya. Dan tidak lama kemudian aku merasakan sudah mau keluar. Memang Mbak Linda sangat ahli dalam menghisap-isap kontolku, sehingga aku jadi merasa cepat keluar. Kontolku makin lama makin tegang dan membesar.
Mbak Linda sangat senang sekali melihatnya. Dan tidak lama kemudian
“Ahh.. Mbak aku sudah mau keluar..” kataku.
“Keluarkan saja dimulutku Andrie..” kata Mbak Linda sambil mengeluarkan kontolku dari mulutnya kemudian memasukkannya kembali dan menghisapnya. Dan benar saja akupun keluar.
Kupegang kepala Mbak Linda dan memuntahkan cairan spermaku kedalam mulutnya. Mbak Lindapun membiarkan saja aku menumpahlkan maniku dimulutnya. Akhirnya Mbak Linda melepaskan kontolku dari
mulutnya dengan sperma yang menetes dibibirnya. Dia menjilat sisa sperma yang menetes dibibirnya kemudian menelan semuanya.
Kemudian dia kembali mengulum-ngulum kontolku dan membersihkan sisa sperma yang menempel dikontolku. Aku hanya menarik nafas panjang dengan mata terpejam.
“Ahh.. enak sekali.. Mbak” kataku.
Sementara Mbak Linda juga duduk menyandarkan dirinya dipangkuanku dan membiarkan payudaranya terbuka lebar. Aku juga membiarkan kontolku terbuka dihadapan Mas Hadi. Lama kami terdiam dengan nafas yang masih terengah-engah.
mulutnya dengan sperma yang menetes dibibirnya. Dia menjilat sisa sperma yang menetes dibibirnya kemudian menelan semuanya.
Kemudian dia kembali mengulum-ngulum kontolku dan membersihkan sisa sperma yang menempel dikontolku. Aku hanya menarik nafas panjang dengan mata terpejam.
“Ahh.. enak sekali.. Mbak” kataku.
Sementara Mbak Linda juga duduk menyandarkan dirinya dipangkuanku dan membiarkan payudaranya terbuka lebar. Aku juga membiarkan kontolku terbuka dihadapan Mas Hadi. Lama kami terdiam dengan nafas yang masih terengah-engah.
Kemudian Mas Hadi berkata,
“Gimana Andrie..?enak?” katanya sambil tersenyum padaku.
“Iya Mas.. sedotan Mbak Linda sungguh sangat enak sekali..” jawabku.
Mbak Linda hanya memegangi kontolku dan sesekali meremas-remasnya. Kemudian Mas Hadi berkata,
“Andrie aku minta tolong padamu ya.. kamu bisa pakai handycam?”
“Bisa Mas, memangnya untuk apa?” tanyaku.
Mas Hadi tidak menjawab pertanyaanku malah dia berkata, “Linda, sekarang kamu pakai lagi bajumu yang rapi dan kamu Andrie, pakai lagi celanamu.”
“Gimana Andrie..?enak?” katanya sambil tersenyum padaku.
“Iya Mas.. sedotan Mbak Linda sungguh sangat enak sekali..” jawabku.
Mbak Linda hanya memegangi kontolku dan sesekali meremas-remasnya. Kemudian Mas Hadi berkata,
“Andrie aku minta tolong padamu ya.. kamu bisa pakai handycam?”
“Bisa Mas, memangnya untuk apa?” tanyaku.
Mas Hadi tidak menjawab pertanyaanku malah dia berkata, “Linda, sekarang kamu pakai lagi bajumu yang rapi dan kamu Andrie, pakai lagi celanamu.”
Mbak Linda menurut saja, sementara Mas Hadi berjalan menuju lemari yang diruang tengah dan mengambil handycam dari dalam lemari. Kemudian Mas Hadi kembali keruang tamu. Aku juga sudah mengancingkan celanaku .
“Ayo kita kekamar. Linda bawa si Andrie kekamar.” kata Mas Hadi sambil berjalan menuju kamar tidur.
Mbak linda juga berjalan kekamar sambil menarik tanganku. Aku menurut saja.
Sesampainya dikamar, Mas Hadi menghidupkan lampu kamar hingga kamarpun jadi terang benderang.
“Begini Andrie, aku minta kamu merekam aku lagi main dengan Linda. Kamu harus bisa mengambil gambarnya dari tempat-tempat yang bagus. OK?” kata Mas hadi menjelaskan.
Aku hanya mengangguk saja. Aku mengerti dengan tujuan Mas Hadi dengan handycam tersebut.
“Gimana Linda kamu udah siap?” tanya Mas Hadi.
Mbak Linda hanya mengangguk saja.
“Ayo kita kekamar. Linda bawa si Andrie kekamar.” kata Mas Hadi sambil berjalan menuju kamar tidur.
Mbak linda juga berjalan kekamar sambil menarik tanganku. Aku menurut saja.
Sesampainya dikamar, Mas Hadi menghidupkan lampu kamar hingga kamarpun jadi terang benderang.
“Begini Andrie, aku minta kamu merekam aku lagi main dengan Linda. Kamu harus bisa mengambil gambarnya dari tempat-tempat yang bagus. OK?” kata Mas hadi menjelaskan.
Aku hanya mengangguk saja. Aku mengerti dengan tujuan Mas Hadi dengan handycam tersebut.
“Gimana Linda kamu udah siap?” tanya Mas Hadi.
Mbak Linda hanya mengangguk saja.
“Kamu Andrie sudah siap?” tanya Mas Hadi lagi.
Aku juga mengangguk saja. Kemudian Mas Hadi menarik tangan Mbak Linda ke tempat tidur.
“Sekarang Andrie.” kata Mas Hadi memberi perintah padaku.
Aku langsung menghidupkan handycam dan menyorot mereka berdua. Mas Hadi langsung mencium bibir Mbak Linda dengan bernafsu. Mbak Linda juga membalasnya. Sementara tangan Mas Hadi meremas-remas payudara Mbak Linda dan perlahan-lahan dia melepaskan pakaian yang dipakai Mbak Linda. Hingga akhirnya Mbak Linda hanya pakai BH saja dan itupun langsung dicopot oleh Mas Hadi. Mas Hadi terus menciumi leher Mbak Linda yang putih mulus.
Aku juga mengangguk saja. Kemudian Mas Hadi menarik tangan Mbak Linda ke tempat tidur.
“Sekarang Andrie.” kata Mas Hadi memberi perintah padaku.
Aku langsung menghidupkan handycam dan menyorot mereka berdua. Mas Hadi langsung mencium bibir Mbak Linda dengan bernafsu. Mbak Linda juga membalasnya. Sementara tangan Mas Hadi meremas-remas payudara Mbak Linda dan perlahan-lahan dia melepaskan pakaian yang dipakai Mbak Linda. Hingga akhirnya Mbak Linda hanya pakai BH saja dan itupun langsung dicopot oleh Mas Hadi. Mas Hadi terus menciumi leher Mbak Linda yang putih mulus.
Mbak Linda memang mempunyai tubuh yang sangat seksi. Siapapun pasti akan tergiur melihat tubuh Mbak Linda. Aku merasa bersyukur Mas Hadi mau isterinya kutiduri, walaupun imbalannya nanti dia akan meniduri pacarku si Yuni dihadapanku. Ya.. nggak apa-apa lah kataku dalam hati. Ini pengalaman yang mengasyikkan bagiku kataku lagi. Mas Hadi masih terus meremas-remas payudara Mbak Linda. Kemudian dia mulai menciumui payudara Mbak Linda kiri dan kanan. Aku terus merekam apa yang mereka lakukan. Kadang-kadang aku merekam sambil mendekati mereka. Tapi mereka tidak peduli dengan yang aku lakukan.
Mas Hadi masih terus menciumi payudara Mbak Linda dan menghisap-hisap puting payudaranya. Mbak Linda hanya mendesah-desah saja. Kemudian Mas Hadi mulai mencopot rok yang dipakai Mbak Linda, hingga dia hanya pakai celana dalam saja. CD Mbak Linda itupun juga copot, hingga Mbak Linda benar-benar bugil. Mas Hadi merebahkan tubuh Mbak Linda di tempat tidur dan menciumi paha Mbak Linda yang putih mulus. Aku mengarahkan kameraku menyusuri tubuh Mbak Linda yang sangat indah, terutama dibagian vaginanya yang sepertinya habis dicukur. Lama aku menyoroti vagina Mbak Linda. Mas Hadi membuka vagina Mbak Linda dan memberi isyarat supaya aku menyorot memek Mbak Linda. Aku mengerti dengan apa yang aku kerjakan.
Kemudian Mas Hadi mulai menjilat-jilat memek Mbak Linda dengan sangat bernafsu. Mbak Linda hanya merintih-rintih saja. Lama Mas Hadi menjilati memek Mbak Linda. Akhirnya Mbak Linda bangun dan mulai membuka pakaian Mas Hadi. Hingga Mas Hadi juga berada dalam keadaan bugil. Ternyata kontol Mas Hadi jauh lebih kecil dari punyaku. Aku masih terus asyik merekam mereka. Kemudian Mbak Linda menciumi kontol Mas Hadi dan memasukkannya kedalam mulutnya. Memang kontol Mas Hadi sangat kecil, walaupun tegang tetap saja kecil. Pantas saja Mbak Linda tidak pernah merasa puas kalau main dengan Mas Hadi. Mbak Linda masih terus menghisap kontol Mas Hadi. Mas Hadi hanya merem melek saja matanya.
Mbak Linda masih terus asyik mengulum dan menghisap kontol Mas Hadi. Tak lama Mas Hadi kembali merebahkan Mbak Linda dan menyuruhnya supaya telentang. Kemudian Mas Hadi menyuruhku mendekat. Perlahan-lahan Mas Hadi mulai memasukkan kontolnya yang sudah tegang ke memek Mbak Linda. Mbak Linda hanya merintih dan makin mengangkangkan kakinya. Akhirnya kontol Mas Hadi masuk kedalam memek Mbak Linda. Dan dia mulai menaik turunkan pantatnya. Mbak Linda juga mengimbangi gerakan Mas Hadi dari bawah. Makin lama gerakan pantat Mas Hadi makin cepat. Dan rintihan Mbak Lindapun juga makin keras terdengar. Akhirnya tubuh Mas Hadi menegang dan dia membenamkan kontolnya dalam-dalam kedalam memek Mbak Linda.
“Ahh.. enaknya..”kata Mas Hadi.
Sementara Mbak Linda hanya mendesah saja. Tapi sepertinya Mbak Linda masih lama untuk keluar.
“Ahh.. enaknya..”kata Mas Hadi.
Sementara Mbak Linda hanya mendesah saja. Tapi sepertinya Mbak Linda masih lama untuk keluar.
Kemudian Mas hadi berkata, “Sekarang giliranmu Andrie, sini biar aku yang merekam.” katanya sambil mencabut kontolnya dari memek Mbak Linda.
Aku lalu menyerahkan handycam pada Mas Hadi dan mendekati Mbak Linda. Mas Hadi mulai merekam yang aku perbuat. Aku langsung saja menindih tubuh Mbak Linda yang putih molek. Mbak Lindapun membuka tangannya dan memelukku. Aku langsung menciumi bibir Mbak Linda. Mbak Linda juga membalas ciumanku. Lama kami berciuman. Sementara Mas Hadi masih asyik merekam aku dan isterinya yang sedang bergumul. Aku masih terus menciumi bibir Mbak Linda. Kemudian ciumanku kuarahkan kelehernya yang putih. Mbak Linda menggelinjang dengan manjanya. Aku terus menciumi lehernya dan kemudian turun ke payudaranya.
Payudara Mbak Linda habis aku ciumi. Puting payudaranya aku hisap bergantian. Mbak Linda hanya merintih-rintih saja. Mas Hadi juga makin semangat merekam yang kulakukan pada isterinya. Aku terus saja meremas dan menghisap puting payudara Mbak Linda. Kemudian akupun mulai membuka seluruh pakaianku hingga bugil seperti Mbak Linda dan Mas Hadi. Mbak Linda mendekatkan kepalanya kekontolku dan mulai menghisapnya dengan kepala maju mundur. Aku menikmati saja kuluman bibir Mbak Linda pada kontolku. Kupegang kepala Mbak Linda dan membantunyadengan memaju mundurkan pantatku. Mas Hadi terus merekam adegan kontolku dihisap isterinya.
Aku lalu menyerahkan handycam pada Mas Hadi dan mendekati Mbak Linda. Mas Hadi mulai merekam yang aku perbuat. Aku langsung saja menindih tubuh Mbak Linda yang putih molek. Mbak Lindapun membuka tangannya dan memelukku. Aku langsung menciumi bibir Mbak Linda. Mbak Linda juga membalas ciumanku. Lama kami berciuman. Sementara Mas Hadi masih asyik merekam aku dan isterinya yang sedang bergumul. Aku masih terus menciumi bibir Mbak Linda. Kemudian ciumanku kuarahkan kelehernya yang putih. Mbak Linda menggelinjang dengan manjanya. Aku terus menciumi lehernya dan kemudian turun ke payudaranya.
Payudara Mbak Linda habis aku ciumi. Puting payudaranya aku hisap bergantian. Mbak Linda hanya merintih-rintih saja. Mas Hadi juga makin semangat merekam yang kulakukan pada isterinya. Aku terus saja meremas dan menghisap puting payudara Mbak Linda. Kemudian akupun mulai membuka seluruh pakaianku hingga bugil seperti Mbak Linda dan Mas Hadi. Mbak Linda mendekatkan kepalanya kekontolku dan mulai menghisapnya dengan kepala maju mundur. Aku menikmati saja kuluman bibir Mbak Linda pada kontolku. Kupegang kepala Mbak Linda dan membantunyadengan memaju mundurkan pantatku. Mas Hadi terus merekam adegan kontolku dihisap isterinya.
Aku mulai tidak sabar, dan kusuruh Mbak Linda supaya nungging. Mbak Linda pun menungging. Kelihatan seluruh lekuk lekuk tubuh ramping dan mulus milik Mbak Linda yang bikin nafsuku semakin naik. Kutepuk pantat Mbak Linda dan meremas pantatnya. Mbak Linda menjerit kecil. Aku lalu mengarahkan kontolku kedalam memeknya dari belakang. Dan kontolkupun akhirnya menerobos memek Mbak Linda.
“Awww.. enak Andrie..” kata Mbak Linda dengan desahan yang menggairahkan.
Aku mulai memaju mundurkan pantatku. Mbak Linda pun makin keras rintihannya. Kulihat Mas Hadi masih asyik merekam semua yang kulakukan pada isterinya.
“Awww.. enak Andrie..” kata Mbak Linda dengan desahan yang menggairahkan.
Aku mulai memaju mundurkan pantatku. Mbak Linda pun makin keras rintihannya. Kulihat Mas Hadi masih asyik merekam semua yang kulakukan pada isterinya.
Tapi rupanya kontol Mas Hadi sudah mulai tegang lagi. Dia mengambil kaki kamera handycam dan memasang handycam di tempat kaki kamera itu. Kemudian dia mendekati aku dan Mbak Linda. Dia menyodorkan kontolnya yang sudah tegang kemulut Mbak Linda. Mbak Lindapun langsung mengulumnya. Jadi sementara aku mengentot Mbak Linda dari belakang, dia mengulum kontol suaminya. Aku terus memaju mundurkan pantatku dan sesekali aku meremas-rema payudara Mbak Linda. Memang memek Mbak Linda seperti terasa memijit-mijit kontolku. Lama situasi seperti itu berlangsung. Sementara adegan tsb terus direkam oleh handycam yang dipasang Mas Hadi pada kaki kamera. Mbak Linda terus saja menghisap kontol suaminya, sementara aku terus mengentot memeknya dari belakang.
Tak lama aku merasa sudah mulai keluar.
“Mbak aku merasa mau keluar nih..” kataku.
“Mbak juga.. Andrie.. merasa mau keluar..” kata Mbak Linda.
“Aku juga sudah mau keluar ..” kata Mas Hadi.
“Aku keluarkan dimana Mbak?” tanyaku.
“Didalam memek Mbak saja Andrie..” kata Mbak Linda diantara rintihannya.
Tiba-tiba Mas Hadi mengerang.
“Aghh.. aku keluar ..” katanya sambil memegang kepala Mbak Linda dan membenamkan kontolnya kemulut Mbak Linda.
Akhirnya Mas Hadi keluar juga dengan sperma nya masuk seluruhnya kemulut Mbak Linda. Dan tak lama Mbak Linda pun juga keluar dengan tubuhnya menegang dan kontol Mas Hadi masih di mulutnya. Akupun sudah merasa mau keluar juga. Kupeluk erat-erat pinggang Mbak Linda yang ramping dan membenamkan kontolku dalam-dalam kedalam memeknya dari belakang.
“Agghh.. Mbak.. aku juga keluar..” rintihku sambil membenamkan dan menumpahkan cairan spermaku kedalam memek Mbak Linda.
“Mbak aku merasa mau keluar nih..” kataku.
“Mbak juga.. Andrie.. merasa mau keluar..” kata Mbak Linda.
“Aku juga sudah mau keluar ..” kata Mas Hadi.
“Aku keluarkan dimana Mbak?” tanyaku.
“Didalam memek Mbak saja Andrie..” kata Mbak Linda diantara rintihannya.
Tiba-tiba Mas Hadi mengerang.
“Aghh.. aku keluar ..” katanya sambil memegang kepala Mbak Linda dan membenamkan kontolnya kemulut Mbak Linda.
Akhirnya Mas Hadi keluar juga dengan sperma nya masuk seluruhnya kemulut Mbak Linda. Dan tak lama Mbak Linda pun juga keluar dengan tubuhnya menegang dan kontol Mas Hadi masih di mulutnya. Akupun sudah merasa mau keluar juga. Kupeluk erat-erat pinggang Mbak Linda yang ramping dan membenamkan kontolku dalam-dalam kedalam memeknya dari belakang.
“Agghh.. Mbak.. aku juga keluar..” rintihku sambil membenamkan dan menumpahkan cairan spermaku kedalam memek Mbak Linda.
Mbak Linda merintih-rintih. Kemudian kami bertiga terkulai lemas. Mas Hadi berbaring dipinggir tempat tidur, Mbak Linda ditengah dan aku dipinggir satu lagi. Lama kami terdiam. Kemudian Mas Hadi mematikan handycamnya.
“Bagaimana Linda?enak nggak tubuhmu dimasukin dua kontol sekaligus?” tanya Mas Hadi pada Mbak Linda.
“Enak sekali Mas.. aku jadi capek nih..” jawab Mbak Linda.
“Kalau aku baru kali ini Mas ngentotin isteri orang, sungguh pengalaman yang sangat mengasyikkan.” kataku.
“Mungkin ini pertama kali bagi kamu ya Andrie, tapi nanti kamu bisa ngentot dengan bebas dengan cewek-cewek yang aku perkenalkan padamu. Dan yang lebih penting lagi aku dan kamu akan ngentotin si Yuni bersama-sama. Ya kan Linda?” kata Mas Hadi.
Mbak Linda hanya tersenyum saja mendengar kata suaminya itu.
“Bagaimana Linda?enak nggak tubuhmu dimasukin dua kontol sekaligus?” tanya Mas Hadi pada Mbak Linda.
“Enak sekali Mas.. aku jadi capek nih..” jawab Mbak Linda.
“Kalau aku baru kali ini Mas ngentotin isteri orang, sungguh pengalaman yang sangat mengasyikkan.” kataku.
“Mungkin ini pertama kali bagi kamu ya Andrie, tapi nanti kamu bisa ngentot dengan bebas dengan cewek-cewek yang aku perkenalkan padamu. Dan yang lebih penting lagi aku dan kamu akan ngentotin si Yuni bersama-sama. Ya kan Linda?” kata Mas Hadi.
Mbak Linda hanya tersenyum saja mendengar kata suaminya itu.
“Mas Hadi ini sering ngentot dengan isteri teman-temannya Andrie, tapi aku tidak diperbolehkannya ngentot dengan teman-temannya. Dia curang nih. Kalau kalian mau ngentotin si Yuni bersama-sama terserah saja, asal jangan memaksa dia” kata Mbak Linda sambil tersenyum.
Aku hanya tersenyum saja dan tanganku tidak berhenti meremas-remas payudara Mbak Linda dihadapan Mas Hadi.
Aku hanya tersenyum saja dan tanganku tidak berhenti meremas-remas payudara Mbak Linda dihadapan Mas Hadi.
“Kamu nanti akan kuajak ke rumah temanku Andrie. Disana kamu boleh ngentot dengan wanita manapun dirumah itu.” kata Mas Hadi lagi.
Dalam hati aku berpikir, rupanya suami isteri ini sudah biasa selingkuh terang-terangan. Dan itu tidak menjadi masalah dalam keluarga mereka. Ternyata mereka menganut seks bebas. Yang penting mereka melakukannya dengan suka sama suka. Nafsu seksku langsung naik lagi. Tiba-tiba telepon rumah Mbak Linda berbunyi. Mas Hadi berjalan dengan telanjang bulat menuju ke tempat telepon.
Dalam hati aku berpikir, rupanya suami isteri ini sudah biasa selingkuh terang-terangan. Dan itu tidak menjadi masalah dalam keluarga mereka. Ternyata mereka menganut seks bebas. Yang penting mereka melakukannya dengan suka sama suka. Nafsu seksku langsung naik lagi. Tiba-tiba telepon rumah Mbak Linda berbunyi. Mas Hadi berjalan dengan telanjang bulat menuju ke tempat telepon.
Sementara kontolku sudah mulai tegang lagi. Mbak Linda sangat senang memperhatikan kontolku yang mulai tegang. Aku langsung menindih tubuh Mbak Linda yang wangi. Tak lama Mas Hadi kembali kekamar.
“Telpon dari mana Mas?” tanya Mbak Linda.
“Itu telepon dari Sonya, katanya dia mau kesini. Dia bilang kalau suaminya tugas keluar kota.” jawab Mas Hadi.
“Siapa Sonya Mbak Linda?” tanyaku.
“Sonya itu adik Mas Hadi jadi iparnya Mbak Linda.” jawab Mbak Linda sambil meremas-remas kontolku.
“O begitu..” jawabku.
Mas hadi melirik kekontolku dan berkata, “Wah.. udah bangun lagi Andrie.. kalau kamu mau menggarap Linda.. silakan saja. Aku masih capek.. dengkulku lemas nih..” kata Mas Hadi.
“Telpon dari mana Mas?” tanya Mbak Linda.
“Itu telepon dari Sonya, katanya dia mau kesini. Dia bilang kalau suaminya tugas keluar kota.” jawab Mas Hadi.
“Siapa Sonya Mbak Linda?” tanyaku.
“Sonya itu adik Mas Hadi jadi iparnya Mbak Linda.” jawab Mbak Linda sambil meremas-remas kontolku.
“O begitu..” jawabku.
Mas hadi melirik kekontolku dan berkata, “Wah.. udah bangun lagi Andrie.. kalau kamu mau menggarap Linda.. silakan saja. Aku masih capek.. dengkulku lemas nih..” kata Mas Hadi.
Mendengar itu aku langsung saja menciumi payudara Mbak Linda dan langsung memasukkan kontolku ke memeknya dari atas.
Mbak Linda menjerit kecil, “Awww.. enak Andrie..” katanya.
Aku terus menggenjot memek Mbak Linda, sementara Mas Hadi hanya memperhatikan saja aku setubuhi isterinya. Agak lama kami main seperti itu hingga akhirnya aku dan Mbak Linda merasa mau keluar. Akhirnya puncak birahi kami jumpai juga. Aku kembali menyemprotkan spermaku kedalam memek Mbak Linda. Dan tubuh kami yang tadi tegang akhirnya melemah. Kontolku masih berada dalam memek Mbak Linda. Kadang kadang kontolku kugerakkandalam memeknya.
“Awww.. Andrie.. geli..” kata Mbak Linda.
Mas Hadi hanya tersenyum mendengarnya.
Mbak Linda menjerit kecil, “Awww.. enak Andrie..” katanya.
Aku terus menggenjot memek Mbak Linda, sementara Mas Hadi hanya memperhatikan saja aku setubuhi isterinya. Agak lama kami main seperti itu hingga akhirnya aku dan Mbak Linda merasa mau keluar. Akhirnya puncak birahi kami jumpai juga. Aku kembali menyemprotkan spermaku kedalam memek Mbak Linda. Dan tubuh kami yang tadi tegang akhirnya melemah. Kontolku masih berada dalam memek Mbak Linda. Kadang kadang kontolku kugerakkandalam memeknya.
“Awww.. Andrie.. geli..” kata Mbak Linda.
Mas Hadi hanya tersenyum mendengarnya.
Akhirnya Mbak Linda bangun dan mencabut kontolku dari memeknya. Kemudian dia mengulum kontolku dan membersihkan cairan sperma yang menempel di kontolku hingga bersih. Kemudian dia berkata,
“Ayo pakai pakaian, si Sonya nanti akan datang, jadi kita makan dulu.”
Kamipun berpakaian dan menuju ruang makan. Kami lalu makan bersama. Setelah makan, kemudian kami pindah keruang tamu dan menyetel TV.
“Kita nonton adegan tadi yuk” ajak Mas Hadi.
Kami pun menonton adegan ngentot kami tadi melalui handycam yang dihubungkan ke TV.
“Ayo pakai pakaian, si Sonya nanti akan datang, jadi kita makan dulu.”
Kamipun berpakaian dan menuju ruang makan. Kami lalu makan bersama. Setelah makan, kemudian kami pindah keruang tamu dan menyetel TV.
“Kita nonton adegan tadi yuk” ajak Mas Hadi.
Kami pun menonton adegan ngentot kami tadi melalui handycam yang dihubungkan ke TV.
Sungguh sangat seru sekali waktu melihat aku ngentot dengan Mbak Linda di dalam video. Waktu kami menonton itu mendadak ada bel berbunyi.
“Nah.. pasti Sonya yang datang” kata Mas Hadi sambil membuka pintu depan dan kemudian membuka pintu pagar.
Kemudian dia kembali mengunci pintu pagar dan mengajak Sonya masuk kedalam rumah. Sonya langsung masuk kedalam rumah.
Mbak Linda bertanya pada sonya, “Memangnya suamimu berapa hari tugas keluar kota Sonya?”
“Kira-kira dua minggu Mbak.” jawab Sonya.
“Andrie kenalkan ini adik Mas Hadi, namanya Sonya, umurnya mungkin sama dengan kamu.” kata Mas hadi memperkenalkan.
“Nah.. pasti Sonya yang datang” kata Mas Hadi sambil membuka pintu depan dan kemudian membuka pintu pagar.
Kemudian dia kembali mengunci pintu pagar dan mengajak Sonya masuk kedalam rumah. Sonya langsung masuk kedalam rumah.
Mbak Linda bertanya pada sonya, “Memangnya suamimu berapa hari tugas keluar kota Sonya?”
“Kira-kira dua minggu Mbak.” jawab Sonya.
“Andrie kenalkan ini adik Mas Hadi, namanya Sonya, umurnya mungkin sama dengan kamu.” kata Mas hadi memperkenalkan.
Aku langsung berjabat tangan dengan Sonya. Sonya sangat cantik dengan tubuh ramping, tinggi semampai, rambut hitam panjang sebahu dan kulitnya sangat putih. Lebih putih dari kulit Mbak Linda. payudaranya lumayan besar tapi lebih kecil dibanding payudara Mbak Linda. Suaminya seorang pengusaha dan sedang keluar kota. Sementara TV yang berisi adegan kami tadi masih nyala.
“Hai kalian main rame-rame tadi ya..?” kata Sonya sambil duduk di sofa dan dengan serius dia memperhatikan adegan aku ngentotin Mbak Linda dari belakang dan Mas Hadi dari depan.
“Hai kalian main rame-rame tadi ya..?” kata Sonya sambil duduk di sofa dan dengan serius dia memperhatikan adegan aku ngentotin Mbak Linda dari belakang dan Mas Hadi dari depan.
Nampak nafasnya mulai naik turun. Tapi tiba-tiba Mas Hadi langsung menarik tubuh adiknya dan berdiri.
“Sonya aku pingin menggarap kamu lagi.” kata Mas Hadi.
Sonya hanya menerima saja perlakuan kakaknya. Aku agak kaget juga melihat Mas Hadi mau menyetubuhi adiknya di depan isterinya sendiri.
“Jangan heran Andrie.. perawan Sonya ini aku yang mengambilnya dulu” kata Mas Hadi seperti mengerti dengan pikiranku.
“Aku dan sonya sudah sering tidur bareng dengan Linda disini. Suami Sonya ini temanku sendiri. Nanti kamu juga boleh berbuat apa saja dengan Sonya disini.” kata Mas Hadi lagi.
Aku hanya dapat meneguk ludah saja.
“Sonya aku pingin menggarap kamu lagi.” kata Mas Hadi.
Sonya hanya menerima saja perlakuan kakaknya. Aku agak kaget juga melihat Mas Hadi mau menyetubuhi adiknya di depan isterinya sendiri.
“Jangan heran Andrie.. perawan Sonya ini aku yang mengambilnya dulu” kata Mas Hadi seperti mengerti dengan pikiranku.
“Aku dan sonya sudah sering tidur bareng dengan Linda disini. Suami Sonya ini temanku sendiri. Nanti kamu juga boleh berbuat apa saja dengan Sonya disini.” kata Mas Hadi lagi.
Aku hanya dapat meneguk ludah saja.
Sementara adegan ngentot kami di TV sudah selesai dan Mbak Linda langsung mematikan TV-nya. Sekarang aku dan Mbak Linda memperhatikan Mas Hadi sedang menggerayangi adiknya. Mas Hadi menciumi bibir Sonya yang merah tanpa lipstik. Memang Sonya memiliki tubuh yang sempurna dan menggairahkan. Mereka masih asyik berciuman. Tiba-tiba Mas Hadi menyuruh Sonya jongkok di depannya. Sonyapun menurut. Dia jongkok didepan Mas Hadi dan mulai membuka celana kakaknya. Setelah celana Mas Hadi terlepas Sonya langsung mengulum kontol kakaknya. Mas Hadi hanya merem melek saja merasakan kontolnya dihisap adiknya.
Sonya masih terus menghisap kontol Mas Hadi dengan bersemangat. Hingga akhirnya Mas Hadi memegang kepala adiknya dan membenamkan kontolnya kemulut Sonya. Sperma Mas Hadi keluar didalam mulut Sonya. Kemudian Mas Hadi menarik kontolnya. Kulihat Mbak Linda mendekati Sonya dan Mas Hadi. Sonya kemudian memberikan sperma Mas Hadi yang ada dimulutnya kemulut Mbak Linda. Mbak Linda menerima sperma dari Sonya. Kemudian mereka berdua saling berciuman. Aku heran juga ternyata Mbak Linda juga suka dengan wanita alias lesbi. Lama mereka berdua saling berciuman.
Kemudian Mas Hadi berkata,
“Andrie kalau kamu mau meniduri Sonya silahkan saja.”
Kulihat Sonya hanya tersenyum saja mendengar kata-kata kakaknya. Aku memang sangat pingin merasakan tubuh Sonya. Tidak menunggu lama akupun mendekati Sonya. Mas Hadi dan Mbak Linda kembali duduk di sofa.
“Kami capek sekali Andrie..” kata Mbak Linda dan Mas Hadi.
Setelah dekat dengan Sonya aku langsung memeluk tubuhnya. Sonya pun menerima pelukanku.
“Mari sayang.. kita berkenalan dulu..” katanya sambil mencium bibirku.
Akupun menyambut ciuman bibir Sonya. Kami lalu berciuman dengan sangat bernafsu. Kemudian ciumanku kuarahkan keleher Sonya yang putih bersih.
“Andrie kalau kamu mau meniduri Sonya silahkan saja.”
Kulihat Sonya hanya tersenyum saja mendengar kata-kata kakaknya. Aku memang sangat pingin merasakan tubuh Sonya. Tidak menunggu lama akupun mendekati Sonya. Mas Hadi dan Mbak Linda kembali duduk di sofa.
“Kami capek sekali Andrie..” kata Mbak Linda dan Mas Hadi.
Setelah dekat dengan Sonya aku langsung memeluk tubuhnya. Sonya pun menerima pelukanku.
“Mari sayang.. kita berkenalan dulu..” katanya sambil mencium bibirku.
Akupun menyambut ciuman bibir Sonya. Kami lalu berciuman dengan sangat bernafsu. Kemudian ciumanku kuarahkan keleher Sonya yang putih bersih.
Sonya hanya memejamkan matanya saja dan merintih-rintih.
“Ahh.. sayang teruskan..” katanya.
Aku lalu meremas-remas payudara Sonya dari luar pakaiannya.
Terasa payudaranya sangat empuk. Tak sabar aku langsung membuka pakaian yang dikenakan Sonya. Sonya pun membiarkan apa yang aku lakukan padanya. Setelah baju luarnya kubuka aku mulai membuka kaus yang dipakainya hingga hanya memakai BH saja. Gila.. ternyata Sonya itu kulitnya putih payudara. Bersih. Aku terkagum-kagum memandangi tubuhnya. Lalu aku mulai membuka BH yang dipakainya. Dan kelihatan lah seluruh payudara Sonya yang sangat putih, ukuran sedang dengan puting payudara yang berwarna merah jambu.
“Ahh.. sayang teruskan..” katanya.
Aku lalu meremas-remas payudara Sonya dari luar pakaiannya.
Terasa payudaranya sangat empuk. Tak sabar aku langsung membuka pakaian yang dikenakan Sonya. Sonya pun membiarkan apa yang aku lakukan padanya. Setelah baju luarnya kubuka aku mulai membuka kaus yang dipakainya hingga hanya memakai BH saja. Gila.. ternyata Sonya itu kulitnya putih payudara. Bersih. Aku terkagum-kagum memandangi tubuhnya. Lalu aku mulai membuka BH yang dipakainya. Dan kelihatan lah seluruh payudara Sonya yang sangat putih, ukuran sedang dengan puting payudara yang berwarna merah jambu.
Aku tidak berhenti sampai disitu. Aku langsung melepaskan rok yang dipakai Sonya hingga dia hanya memakai CD saja. Tapi CD itupun langsung kutanggalkan, hingga Sonya benar-benar bugil. Sekarang aku bisa memandangi tubuh Sonya yang bugil putih payudara dan bersih, ramping seksi dan tinggi semampai. Kelihatan tubuh Sonya sangat sempurna.
“Aku berjanji seluruh tubuhmu akan kujilat habis sayang..” kataku pada sonya.
Sonya hanya tersenyum saja.
“Silahkan saja Andrie..” jawabnya.
Aku melihat ternyata Sonya juga habis mencukur bulu memeknya, sehingga memeknya kelihatan dengan sangat jelas berwarna putih juga.
“Aku berjanji seluruh tubuhmu akan kujilat habis sayang..” kataku pada sonya.
Sonya hanya tersenyum saja.
“Silahkan saja Andrie..” jawabnya.
Aku melihat ternyata Sonya juga habis mencukur bulu memeknya, sehingga memeknya kelihatan dengan sangat jelas berwarna putih juga.
Ahh sungguh sangat menggiurkan tubuh Sonya ini kataku dalam hati. Ternyata diam-diam Mas Hadi merekam adegan kami tadi dari awal. Tapi aku tidak peduli malah aku tambah semangat. Sonya langsung melepaskan seluruh pakaianku hingga aku juga berada dalam keadaan bugil. Kontolku mengacung tegak kearahnya. Sonya kelihatan sangat senang sekali. Aku langsung menggendong tubuh Sonya dan membawanya kekamar Mas Hadi. Mas Hadi dan Mbak Linda mengikuti kami dan tidak berhenti merekam apa yang aku lakukan.
Sesampainya di kamar Mas Hadi aku langsung merebahkan tubuh Sonyaditempat tidur. Sonyapun berbaring dengan posisi mengangkang hingga kelihatan seluruh memeknya. Mas Hadi mendekati selangkangan Sonya untuk merekam memek Sonya yang indah itu. Sonya membiarkan saja apa yang terjadi. Aku langsung menciumi payudara Sonya dengan bergantian. Aku hisap puting payudaranya yang berwarna merah muda itu. Sonya hanya merintih-rintih saja. Lama aku menciumi dan menghisap payudara Sonya. Kemudian ciumanku turun kearah pahanya. Semuanya sudah habis kujilat. Sampai akhirnya bibirku sampai di vagina Sonya. Aku menjilati vaginanya, kudengar Sonya menjerit-jerit kecil. Aku makin bersemangat menghisap vaginanya. Setelah agak lama aku menjilati vaginanya, Sonya mulai duduk dan mengarahkan kepalanya ke kontolku.
Sonya langsung mengulum kontolku. Dia memasukkan dan mengeluarkan kontolku didalam mulutnya. Sekali waktu dia menjilati kontolku sampai ke zakar. Sungguh sangat enak sekali. Aku jadi tidak sabar pingin merasakan memek Sonya yang indah. Mas Hadi masih terus merekam perbuatan kami. Aku lalu membaringkan tubuh Sonya dan dia pun tidur telentang dengan kakinya yang terbuka. Tidak menunggu lama aku memasukkan kontolku kedalam memeknya. Mas Hadi merekamnya dari jarak yang sangat dekat. Ternyata memek Sonya sangat sempit. Mungkin dia tidak pernah merasakan kontol sebesar punyaku masuk kememeknya.
Agak lama aku berusaha memasukkan kontolku kedalam memek Sonya. Mas hadi masih merekam dengan sangat bersemangat. Sementara Sonya merintih-rintih saja. Akhirnya kontolkupun masuk kedalam memek Sonya. Bless..
Sonya berteriak kecil, “Awww.. Andrie.. enak sekali..” katanya.
Aku terus membenamkan kontolku kedalam memek Sonya hingga terbenam seluruhnya. Sonya memeluk tubuhku dengan kencang. Kemudian aku menaikkan pantatku dan menurunkan lagi. Begitu gerakan yang aku perbuat terus menerus. Lama-lama Sonya sudah terbiasa. Dia mulai mengimbangi permainanku dari bawah. Aku sangat senang sekali dengan goyang pinggulnya.
Sonya berteriak kecil, “Awww.. Andrie.. enak sekali..” katanya.
Aku terus membenamkan kontolku kedalam memek Sonya hingga terbenam seluruhnya. Sonya memeluk tubuhku dengan kencang. Kemudian aku menaikkan pantatku dan menurunkan lagi. Begitu gerakan yang aku perbuat terus menerus. Lama-lama Sonya sudah terbiasa. Dia mulai mengimbangi permainanku dari bawah. Aku sangat senang sekali dengan goyang pinggulnya.
Kemudian aku mengajaknya merubah gaya kami. Aku duduk di pinggir tempat tidur dengan kaki kelantai. Sonya mengerti maksudku. Diapun berdiri membelakangiku dan perlahan-lahan dia memasukkan kontolku yang sudah membesar sempurna kedalam memeknya. Mas Hadi berdiri di depan kami dan mengarahkan kameranya ke vagina Sonya. Tapi aku dan Sonya tidak peduli. Dia terus berusaha memasukkan kontolku yang besar kedalam memeknya. Akhirnya kontolku masuk juga.
Sonya kembali menjerit kecil, “Ahh.. enak nya..” kata Sonya.
Kemudian dia mulai menaikkan pantatnya. Mas Hadi masih terus merekam kontolku yang keluar masuk kedalam memek Sonya.
Sonya kembali menjerit kecil, “Ahh.. enak nya..” kata Sonya.
Kemudian dia mulai menaikkan pantatnya. Mas Hadi masih terus merekam kontolku yang keluar masuk kedalam memek Sonya.
Sonya masih menaikkan pantatnya dan menurunkan lagi. Sementara tanganku asyik meremas-remas payudara Sonya. Sekali waktu aku menghisap payudara Sonya dari belakang. Sonya sengaja memberikan payudaranya untuk dihisap padaku. Sambil menaik turunkan pantatnya aku terus menghisap payudara Sonya kiri dan kanan. Mbak Linda hanya memperhatikan saja disamping Mas Hadi yang terus asyik merekam aku dan adiknya ngentot. Lama kami memakai gaya seperti itu. Kelihatan pinggul dan pantat Sonya yang lincah bergoyang2 di pangkuanku. Tanganku terus saja meremas payudaranya. Hingga akhirnya aku sudah merasa mau keluar. Tapi bersamaan dengan aku tiba-tiba tubuh Sonya menegang.
“Ahh.. Andrie.. aku keluar duluan..” katanya
“Aku juga Sonya..” kataku dengan tanganku meremas payudaranya agak kencang.
“Ahh.. Andrie.. aku keluar duluan..” katanya
“Aku juga Sonya..” kataku dengan tanganku meremas payudaranya agak kencang.
Aku membenamkan kontolku dalam-dalam ke memeknya.
“Aghh.. enak sekali Sonya” kataku.
Kemudian aku tidak sanggup lagi duduk hingga aku terbaring dengan tubuh Sonya diatasku. Sementara kontolku masih terbenam dalam memeknya. Nafas kami terengah-engah. Akhirnya kontolku pun tercabut dari memek Sonya, tapi masih tetap tegang. Tiba-tiba aku merasakan ada yang menghisap kontolku. Ternyata Mbak Linda yang menghisap kontolku dan membersihkan sisa sperma yang menempel di sana. Mas Hadi masih terus merekam adegan itu. Kemudian setelah membersihkan kontolku, Mbak Linda kulihat menjilati memek Sonya. Dia menjilati sisa sperma yang juga menempel dimemek Sonya. Sonya membuka lebar-lebar kakinya dan membiarkan Mbak Linda menjilati memeknya.
“Aghh.. enak sekali Sonya” kataku.
Kemudian aku tidak sanggup lagi duduk hingga aku terbaring dengan tubuh Sonya diatasku. Sementara kontolku masih terbenam dalam memeknya. Nafas kami terengah-engah. Akhirnya kontolku pun tercabut dari memek Sonya, tapi masih tetap tegang. Tiba-tiba aku merasakan ada yang menghisap kontolku. Ternyata Mbak Linda yang menghisap kontolku dan membersihkan sisa sperma yang menempel di sana. Mas Hadi masih terus merekam adegan itu. Kemudian setelah membersihkan kontolku, Mbak Linda kulihat menjilati memek Sonya. Dia menjilati sisa sperma yang juga menempel dimemek Sonya. Sonya membuka lebar-lebar kakinya dan membiarkan Mbak Linda menjilati memeknya.
Mbak Linda terus menjilati memek Sonya. Dan kulihat Sonya sudah mulai bersemangat lagi. Dia melayani Mbak Linda. Dia mulai membuka pakaian Mbak Linda hingga bugil. Mereka berdua kembali berciuman. Mas Hadi masih terus merekamnya. Aku hanya memperhatikan mereka berdua. Baru kali ini aku melihat wanita lesbi yang sedang main di hadapanku. Biasanya aku hanya melihat di VCD saja. Aku masih asyik menonton kedua wanita cantik ini. Mereka berdua masih saja asyik saling berciuman. Kemudian mereka merubah gaya jadi 69. Mbak Linda dan Sonya saling menjilati memek lawannya masing-masing. Mas Hadi masih terus merekam adegan tersebut.
Melihat hal itu aku jadi bernafsu lagi. Aku mendekati Mbak Linda dan Sonya dan menyuruhnya berbaring sejajar. Kontolku sudah benar-benar tegang lagi. Yang pertama ku garap adalah Sonya dulu. Aku kembali memasukkan kontolku kedalam memeknya. Kontolku langsung masuk kedalam memek Sonya dan aku mulai menaik turunkan pantatku. Kemudian aku mencabut kontolku dan pindah ke Mbak Linda dan memasukkan kontolku kedalam memeknya. Begitulah bergantian aku melakukan seperti itu. Mas Hadi sendiri masih terus merekam kami. Setelah agak lama aku melakukan seperti itu, waktu aku mengentot Mbak Linda, kulihat Mbak Linda sudah menunjukkan tanda-tanda mau keluar.
Dan benar saja Mbak Linda akhirnya keluar. Aku langsung pindah ke Sonya dan memasukkan kontolku kedalam memeknya. Aku terus menggenjot Sonya hingga akhirnya tubuhnya menegang tanda mau keluar. Bersamaan dengan itu aku juga mau keluar. Aku segera mencabut kontolku dan mengocoknya diwajah Mbak Linda dan Sonya. Akhirnya spermakupun muncrat menyiram wajah mereka berdua. Mereka membuka mulutnya lebar-lebar, sebagian spermaku masuk kedalam mulut mereka dan sebagian lagi mampir diwajah mereka. Mbak Linda dan Sonya menelan sperma yang masuk kemulut mereka dan saling menjilat sperma yang mengenai wajah mereka masing-masing. Mas Hadi masih terus mengambil adegan tersebut. Sementara aku sudah terkulai lemas.
Begitu juga dengan Mbak Linda dan Sonya. Mereka merebahkan tubuhnya dikiri kananku. Kami sama-sama menarik nafas dalam.
“Wah.. seru sekali ya..?” kata Sonya.
Mas Hadi lalu mematikan handycamnya dan langsung membuka seluruh pakaiannya.
“Wah.. seru sekali ya..?” kata Sonya.
Mas Hadi lalu mematikan handycamnya dan langsung membuka seluruh pakaiannya.
Ternyata kontol Mas Hadi sudah tegang dari tadi. Dia langsung menindih Sonya dan disambut adiknya dengan membuka kedua pahanya. Tanpa pemanasan lagi Mas Hadi langsung memasukkan kontolnya ke memek adiknya dan memaju-mundurkan pantatnya. Sementara mulut Mas Hadi asyik menghisap payudara Sonya kiri kanan. Sonyapun begitu meladeni kakaknya dengan tetap bersemangat.
“Ahh.. Mas.. terus Mas..” katanya manja.
“Ahh.. Mas.. terus Mas..” katanya manja.
Tak lama kemudian tubuh Mas Hadi dan Sonya sama-sama tegang. Mas Hadi membenamkan pantatnya dalam-dalam kememek sonya. Sonya pun tampak menegang dan memeluk kakaknya dengan erat.
“Ahh Mas aku mau keluar..” katanya.
Akhirnya mereka sama-sama terengah-engah dan Mas Hadi terbaring disamping Sonya. Akhirnya kamipun terdiam.
“Ahh.. sungguh enak sekali ya Andrie..” kata Mbak Linda.
“Ya Mbak luar biasa.” jawabku.
“Kamu nggak usah pulang Andrie.. tidur disini saja..” kata Mbak linda lagi.
Akhirnya akupun tidak diperbolehkan pulang dan harus menginap malam itu. Malam itu kembali kami main bergantian.
“Ahh Mas aku mau keluar..” katanya.
Akhirnya mereka sama-sama terengah-engah dan Mas Hadi terbaring disamping Sonya. Akhirnya kamipun terdiam.
“Ahh.. sungguh enak sekali ya Andrie..” kata Mbak Linda.
“Ya Mbak luar biasa.” jawabku.
“Kamu nggak usah pulang Andrie.. tidur disini saja..” kata Mbak linda lagi.
Akhirnya akupun tidak diperbolehkan pulang dan harus menginap malam itu. Malam itu kembali kami main bergantian.
Sementara hasil rekaman dari handycam kami simpan sebagai kenang-kenangan. Hanya orang yang pernah tidur dengan kami saja yang pernah melihat hasil rekaman tersebut. Rekaman yang dibuat oleh Mas Hadi tidak boleh di gandakan karenanya hanya terdiri dari satu kaset saja. Akhirnya pada hari itu aku bisa dengan puas meniduri Mbak Linda didepan suaminya dan meniduri Sonya, adiknya sendiri. Tapi aku tidak pernah puas meniduri Sonya karena tubuhnya yang benar-benar sempurna. Akhirnya aku diajak Sonya ke apartemennya dan kami kembali melakukan hubungan seks kami dengan sebebas-bebasnya, sampai suami Sonya pulang kesana. Aku bisa menikmati tubuh Sonya sepuas-puasnya. Walaupun suami Sonya tahu aku telah meniduri isterinya, dia tidak marah karena dia tahu kalau aku juga telah diijinkan Mas Hadi meniduri adiknya
Dan kira-kira 2 minggu setelah itu, Mas Hadi memintaku melalui telepon, agar mengajak Yuni datang kerumahnya. Aku langsung menyanggupinya. Aku langsung menelpon Yuni dan menympaikan hal tersebut. Ternyata Yuni juga tidak keberatan ditiduri kakak iparnya. Aku tidak ambil pusing dengan yang akan terjadi, walapun pacarku nanti akan ditiduri Mas Hadi dihadapanku. Bagiku selagi masih suka sama suka aku bisa menerimanya.
Pada hari Sabtu, aku dan Yuni pergi kerumah Mas Hadi. Yuni memakai baju warna merah, sehingga kulitnya kelihatan lebih putih. Sesampainya disana kami disambut Mbak Linda dan Mas Hadi. Mereka lalu mengajak kami makan malam bersama-sama. Setelah makan, kami lalu keruang tamu dan mengobrol tentang berbagai hal. Mas Hadi duduk disamping Mbak Linda. Sedangkan aku duduk di samping Yuni. Waktu itu jam telah menunjukkan pukul 8.30 malam. Tiba-tiba Mas Hadi mendekati Yuni yang duduk di sampingku.
Tanpa menunggu reaksi Yuni, Mas Hadi langsung saja duduk disamping Yuni.
“Andrie, sekarang giliranku ya?” kata Mas Hadi sambil tersenyum padaku.
Mas Hadi langsung saja meremas-remas payudara Yuni dan menggerayangi tubuhnya.
Yuni hanya menyandarkan tubuhnya ketubuhku dan membiarkan tangan Mas Hadi meremas-remas payudaranya. Sementara Mbak Linda hanya tersenyum saja melihat suaminya mulai menggerayangi tubuh adiknya.
“Nah.. Mas Hadi sudah mulai lagi ya..” kata Mbak Linda sambil tersenyum.
“Yuni sekarang giliranku menidurimu ya, karena kamu sudah tahu kan, Andrie juga sudah meniduri isteriku.” kata Mas Hadi sambil tersenyum.
“Silahkan saja Mas, aku juga pingin merasakan kontol Mas Hadi” jawab Yuni juga tersenyum.
Yuni membiarkan Mas Hadi memasukkan tangannya kedalam baju Yuni. Malah Yuni semakin bersandar pada tubuhku dan seakan-akan menyodorkan payudaranya untuk diremas Mas Hadi. Melihat itu Mas Hadi kelihatan semakin bernafsu. Mas Hadi langsung membuka baju Yuni. Ternyata Yuni dari rumah sengaja tidak memakai BH, sehingga langsung kelihatan payudaranya yang indah.
“Andrie, sekarang giliranku ya?” kata Mas Hadi sambil tersenyum padaku.
Mas Hadi langsung saja meremas-remas payudara Yuni dan menggerayangi tubuhnya.
Yuni hanya menyandarkan tubuhnya ketubuhku dan membiarkan tangan Mas Hadi meremas-remas payudaranya. Sementara Mbak Linda hanya tersenyum saja melihat suaminya mulai menggerayangi tubuh adiknya.
“Nah.. Mas Hadi sudah mulai lagi ya..” kata Mbak Linda sambil tersenyum.
“Yuni sekarang giliranku menidurimu ya, karena kamu sudah tahu kan, Andrie juga sudah meniduri isteriku.” kata Mas Hadi sambil tersenyum.
“Silahkan saja Mas, aku juga pingin merasakan kontol Mas Hadi” jawab Yuni juga tersenyum.
Yuni membiarkan Mas Hadi memasukkan tangannya kedalam baju Yuni. Malah Yuni semakin bersandar pada tubuhku dan seakan-akan menyodorkan payudaranya untuk diremas Mas Hadi. Melihat itu Mas Hadi kelihatan semakin bernafsu. Mas Hadi langsung membuka baju Yuni. Ternyata Yuni dari rumah sengaja tidak memakai BH, sehingga langsung kelihatan payudaranya yang indah.
Mas Hadi langsung menciumi bibir Yuni di hadapanku. Yunipun membalas ciuman kakak iparnya. Awalnya aku merasa cemburu juga pacarku digituin dihadapanku. Tapi lama-lama aku jadi terbiasa juga dan menikmati apa yang kulihat ini. Yuni dan Mas Hadi masih terus berciuman dan saling melumat bibir dihadapanku. Sementara Mbak Linda hanya tersenyum menyaksikan adegan tersebut. Yuni sudah setengah bugil. Sekarang Mas Hadi mulai menciumi payudara Yuni. Yuni membiarkan saja payudaranya diciumi dan dihisap kiri kanan. Kemudian Mas Hadi mulai melepaskan celana panjang yang di pakai Yuni, hingga dia hanya memakai celana dalam saja. Tapi celana dalamnya juga langsung dilepas Mas Hadi, hingga Yuni benar-benar bugil.
“Wah.. tubuhmu benar-benar indah Yuni.. Sebenarnya sudah lama aku ingin meniduri kamu.” kata Mas Hadi dengan penuh nafsu.
Mas Hadi lalu menjilati memek Yuni. Yuni hanya menjerit senang
“Awww.. enak Mas.. terus..” katanya.
Aku yang melihat adegan tersebut jadi terangsang juga. Tanganku mulai meremas-remas payudara Yuni dari belakang. Jadi sementara Mas Hadi menjilati memeknya dari depan aku meremas-remas payudaranya dari belakang. Mbak Linda masih duduk ditempatnya dan sepertinya dia juga sudah mulai terangsang. Tapi dia kelihatannya masih ingin melihat dulu.
“Yuni, katamu dulu ingin dimasuki kontol cowok 2 orang sekaligus, sekarang kesempatanmu ya..” kata Mbak Linda.
“Ya Mbak.. gimana sih rasanya ya.. sekarang Mbak diam dulu disana ya..” kata Yuni dengan mata yang terpejam dan nafas terengah-engah.
Mas Hadi lalu menjilati memek Yuni. Yuni hanya menjerit senang
“Awww.. enak Mas.. terus..” katanya.
Aku yang melihat adegan tersebut jadi terangsang juga. Tanganku mulai meremas-remas payudara Yuni dari belakang. Jadi sementara Mas Hadi menjilati memeknya dari depan aku meremas-remas payudaranya dari belakang. Mbak Linda masih duduk ditempatnya dan sepertinya dia juga sudah mulai terangsang. Tapi dia kelihatannya masih ingin melihat dulu.
“Yuni, katamu dulu ingin dimasuki kontol cowok 2 orang sekaligus, sekarang kesempatanmu ya..” kata Mbak Linda.
“Ya Mbak.. gimana sih rasanya ya.. sekarang Mbak diam dulu disana ya..” kata Yuni dengan mata yang terpejam dan nafas terengah-engah.
Tanganku masih terus meremas-remas payudara Yuni sementara Mas hadi masih asyik menjilati memek Yuni. Kemudian Mas Hadi menanggalkan seluruh pakaiannya hingga benar-benar bugil seperti Yuni. Mas Hadi lalu menyodorkan kontolnya ke Yuni. Yuni langsung mengulum kontol kakak iparnya. Mas Hadi hanya merem melek saja.
“Ahh.. enak Yun..” kata Mas Hadi.
Aku juga sudah tidak tahan lagi. Aku langsung berdiri dan membuka pakaianku hingga bugil. Sementara Yuni sekarang bersandar di sofa sambil menghisap kontol Mas Hadi. Kemudian aku langsung menyodorkan kontolku ke mulut Yuni. Yuni menyambutnya dan menghisapnya bergantian dengan kontol Mas Hadi.
“Ahh.. enak Yun..” kata Mas Hadi.
Aku juga sudah tidak tahan lagi. Aku langsung berdiri dan membuka pakaianku hingga bugil. Sementara Yuni sekarang bersandar di sofa sambil menghisap kontol Mas Hadi. Kemudian aku langsung menyodorkan kontolku ke mulut Yuni. Yuni menyambutnya dan menghisapnya bergantian dengan kontol Mas Hadi.
Akhirnya Mas Hadi mulai menindih tubuh Yuni dan memasukkan kontolnya kedalam memek Yuni. Yuni hanya menjerit kecil saja.
“Awww.. enak Mas..” katanya lagi.
Mas Hadi mulai memaju-mundurkan pantatnya dan Yuni semakin mengangkangkan kakinya. Sementara mulutnya asyik mengulum kontolku yang semakin tegang. Mas hadi masih terus menggoyang Yuni dari atas dan Yuni masih terus mengulum-ngulum kontolku dengan bersemangat. Kemudian Mas Hadi menyuruh Yuni menungging. Yuni pun menurutinya. Mas Hadi lalu memasukkan kontolnya dari belakang dan Yuni kembali memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Persis adegan waktu aku meniduri Mbak Linda dihadapan suaminya dulu. Tak lama tubuh Mas Hadi kelihatan menegang tanda dia mau orgasme. Benar saja Mas Hadi membenamkan kontolnya dalam-dalam kedalam memek Yuni. Akupun serasa mau keluar juga akibat kontolku dihisap oleh Yuni. Bersamaan dengan itu Yunipun kelihatan juga mau orgasme. Tubuhnya menegang. Aku lalu memegangi kepala Yuni dan membenamkan kontolku kedalam mulutnya. Akhirnya Mas Hadi, aku dan Yuni keluar secara bersamaan.
“Awww.. enak Mas..” katanya lagi.
Mas Hadi mulai memaju-mundurkan pantatnya dan Yuni semakin mengangkangkan kakinya. Sementara mulutnya asyik mengulum kontolku yang semakin tegang. Mas hadi masih terus menggoyang Yuni dari atas dan Yuni masih terus mengulum-ngulum kontolku dengan bersemangat. Kemudian Mas Hadi menyuruh Yuni menungging. Yuni pun menurutinya. Mas Hadi lalu memasukkan kontolnya dari belakang dan Yuni kembali memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Persis adegan waktu aku meniduri Mbak Linda dihadapan suaminya dulu. Tak lama tubuh Mas Hadi kelihatan menegang tanda dia mau orgasme. Benar saja Mas Hadi membenamkan kontolnya dalam-dalam kedalam memek Yuni. Akupun serasa mau keluar juga akibat kontolku dihisap oleh Yuni. Bersamaan dengan itu Yunipun kelihatan juga mau orgasme. Tubuhnya menegang. Aku lalu memegangi kepala Yuni dan membenamkan kontolku kedalam mulutnya. Akhirnya Mas Hadi, aku dan Yuni keluar secara bersamaan.
Kami terduduk di sofa. Yuni dan Mas Hadi tersandar di sofa. Begitu juga denganku. Mbak Linda yang dari tadi melihat saja mulai mendekati Mas Hadi dan mengulum sisia sperma yang menempel di penisnya. Setelah itu Mbak Linda mengulum kontolku dan membersihkan sisa sperma yang menmpel dikontolku dan menelan semua sperma yang telah dijilatnya tadi. Kemudian dia jongkok dihadapan Yuni yang duduk mengangkang dengan mata terpejam. Mbak Linda kemudian juga menjilati memek Yuni yang penuh dengan sperma.
Kulihat Yuni agak kaget dengan yang dilakukan kakaknya.
“Ahh.. Mbak ngapain Mbak..?” kata Yuni lagi.
Tapi Mbak Linda tidak mengacuhkan Yuni, dia tetap saja menjilati memek adiknya itu. Akhirnya mungkin karena enak, Yuni membiarkan saja memeknya dijilati kakaknya. Aku dan Mas Hadi hanya memperhatikan adegan itu. Lama-lama kontolku dan kontol Mas Hadi tegang lagi.
“Ahh.. Mbak ngapain Mbak..?” kata Yuni lagi.
Tapi Mbak Linda tidak mengacuhkan Yuni, dia tetap saja menjilati memek adiknya itu. Akhirnya mungkin karena enak, Yuni membiarkan saja memeknya dijilati kakaknya. Aku dan Mas Hadi hanya memperhatikan adegan itu. Lama-lama kontolku dan kontol Mas Hadi tegang lagi.
Aku langsung menggerayangi tubuh Mbak Linda yang sedang menjilati memek adiknya. Aku lalu membuka seluruh pakaian Mbak Linda hingga bugil. Kemudian aku menyodorkan kontolku yang sudah tegang ke mulut Mbak Linda dan Mbak Linda menghisap-hisap kontolku. Sementara itu Mas Hadi duduk di sofa dan menyuruh Yuni duduk di pangkuannya. Yuni lalu mengangkangkan kakinya dan mengarahkan kontol Mas Hadi kedalam memeknya. Aku jadi tidak sabar ingin kembali merasakan memek Mbak Linda.
Aku duduk disamping Mas Hadi dan menyuruh Mbak Linda melakukan hal yang sama dengan Yuni. Mbak Linda mengangkangkan kakinya dan memasukkan kontolku kedalam memeknya. Akhirnya kami melakukan hubungan seks dengan duduk berdampingan. Aku terus menciumi dan menghisap payudara Mbak Linda. Begitu juga dengan Mas Hadi masih asyik menghisap payudara Yuni bergantian kiri kanan. Lama kami melakukan hal tersebut.
“Mas kita gantian yuk..” kata Yuni pada Mas Hadi.
Mas hadi hanya mengangguk saja dan melepaskan kontolnya dari memek Yuni. Aku juga melakukan hal yang sama. Mbak Linda mulai melakukan hal tadi dengan suaminya, begitu juga aku dengan Yuni.
“Mas kita gantian yuk..” kata Yuni pada Mas Hadi.
Mas hadi hanya mengangguk saja dan melepaskan kontolnya dari memek Yuni. Aku juga melakukan hal yang sama. Mbak Linda mulai melakukan hal tadi dengan suaminya, begitu juga aku dengan Yuni.
Agak lama juga kami melakukan gaya tersebut. Kami bisa saling melihat pasangan lain dengan goyangan pinggul yang makin merangsang. Tak lama kamipun mulai merasakan tanda-tanda mau keluar. Dan akhirnya kamipun keluar hampir bersamaan. Kamipun terkulai lemas di sofa.
Demikianlah, pada waktu itu aku juga bisa kembali meniduri Yuni dan Mbak Linda bergantian. Begitu juga dengan Mas Hadi, juga meniduri Yuni dan Mbak Linda bergantian. Dan sekali waktu aku juga mengajak Yuni ke rumah Sonya. Disana aku juga bisa menikmati tubuh Yuni dan Sonya sekaligus.
*****
END
END
0 comments:
Post a Comment