Berikut adalah cerita dewasa kiriman seseorang yang merasa bersalah dan bertobat atas apa yang dia lakukan, dan apesnya semua itu terbongkar alias kepergok saat ML, nasib udah menjadi bubur tapi kenikmatan juga tak se enak bubur yang di dapatkan
Saya ingin bercerita kejadian nyata yang merupakan pengalaman pahit saya, saya adalah overseas student. Saya mempunyai seorang teman baik orangnya itu cantik sekali tingginya kira kira 164 cm. Tubuhnya indah, rambutnya hitam panjang, kulitnya kuning langsat. Pada awalnya kami cuma berteman biasa berkenalan di sekolah. Dia lebih tua dari saya, orang bukan dari Indonesia. Dia jadi saya anggap sebagai kakak, saya tidak mempunyai kakak perempuan di rumah dan saya ingin sekali. Makin lama hubungan kami semakin dekat, saya akui saja saya ada rada-rada suka sedikit sama dia, orangnya manis sekali, hubungan kami berlangsung baik sampai pada suatu hari saya datang ke rumahnya sewaktu pulang sekolah, saya diajak masuk ke kamarnya. Saya sih tak curiga soalnya ini bukan yang pertama kali.
Saya diminta menunggu, katanya sih dia mau mandi dulu. Waktu itu saya menunggu sekitar 10 menit sesudah itu mendadak dia keluar dari kamar mandi hanya mengenakan sehelai handuk dililitkan ke tubuhnya yang indah, terlihatlah lekuk-lekuk tubuhnya dan pahanya yang indah. Itulah yang membuat saya terangsang sekali. Dia tersenyum pada saya, saya tambah bengong, saya mohon pamit eh pas sampai di luar rumahnya, saya ada ketinggalan barang sepertinya payung saya di kamar dia, jadi saya balik lagi masuk. Sewaktu saya kembali, gila…, yang membuat saya kaget apa yang saya lihat, dia sedang tiduran di ranjangnya cuma mengenakan selembar selimut, tangannya memegang seperti satu bantal kecil dielus-elusi ke dalam selangkangannya yang ditutupi selimut. Eh dia lihat saya mukanya langsung merah padam, “Loh kok kamu balik lagi”, dia tanya dengan perasaan malu tangannya menutupi tubuhnya yang setengah telanjang. Saya melongo tak kusangka dia mempunyai nafsu yang besar untuk bermasturbasi padahal selama ini dia di sekolah orangnya alim, sopan, pendiam dan pemalu. “Loh kok di rumah bisa begini ya?” Tak saya rasa darah kelakian saya memuncak, penis saya waktu itu tegang sekali langsung saja saya dekati ke ranjangnya. Matanya menatap saya dengan pandangan kosong, bibir manisnya itu terbuka sedikit kaget. Saya langsung peluk dia, langsung saya embat mulutnya. Saya sudah berada di atas tubuhnya, dia sepertinya diam saja, langsung tangan saya meraba selimut itu lalu melemparkannya ke lantai. Mukanya langsung merah sekali, tangan saya memeluk pinggangnya yang ramping, mulut saya menciumi lehernya, saya remas juga payudaranya. Dia langsung serba salah tapi sepertinya terangsang juga dia memeluk saya, dia peluk saya lalu juga kami berdua dalam posisi duduk berpelukan di atas ranjang. Dia langsung menekan saya, tangannya meraba penis saya yang mengeras lalu di usap-usap.
Saya tidak tahan langsung buka baju seragam saya sampai polos. Dia langsung saya terjang, kakinya saya buka lebar. Saya mengincar vaginanya yang bulunya sangat indah. Saya lihat vaginanya yang perawan itu baunya bikin orang tambah nafsu. Saya jilati sampai habis. Dia cuma berkejap-kejap sambil mengeluarkan suara memelas. Saya tidak peduli langsung saja merasakan vaginanya sudah basah. Saya langsung arahkan penis saya ke vaginanya dia langsung teriak, “Please don’t!”, sembari tangannya menutupi lubang kewanitaannya tapi saya paksa, saya tepis tangannya, dia tak bisa melawan sudah terlalu terangsang. Saya tekan penis saya, bless masuknya susah juga tapi sudah masuk juga penis saya tak terlalu besar, sempit sekalii! maklum perawan. Dia menjerit kesakitan lama kelamaan jeritan itu menjadi desahan nikmat, saya majukan penis saya maju mundur. Posisi dia dalam keadaan duduk dan kaki terbuka lebar. Tangan saya mengincar pinggangnya dan saya peluk erat-erat, kakinya dilingkarkan ke pantat saya. Penis saya sudah maju mundur, tak lama kemudian saya merasakan surga di langit, “aahh ahh”, sepertinya ada cairan yang ingin mengalir keluar, Dia mendesah keras sekali seperti sudah orgasme, juga saya rasakan cairan yang keluar dari penis saya, “Sret.. sret”, banyak sekali di dalam vaginanya. Dia langsung memegang penis saya pakai tangannya langsung ditarik keluar. Penis saya penuh dengan bercak-bercak darah dan sperma, saya kaget sekali dengan perasaan takut, dia merasakan perih di vaginanya, maklum saya tidak berpengalaman, ini pertama kalinya saya sanggama.
Dia menangis seraya menyesali semua ini, dia berkata bahwa saya gila merenggut keperawanannya. Dia langsung menjelaskan dengan pilu bahwa dia sering melakukan onani karena dia hanya ingin memuaskan nafsu seks-nya terhadap dirinya sendiri, dia tidak menginginkan berhubungan seks terhadap laki-laki sebelum nikah, bagaimana jika orang tuanya tahu soal ini? Asap memang tak bisa dibungkus, pintu yang tak terkunci itu dimasuki seseorang yang tak lain adalah ibunya sendiri masuk ke kamarnya, langsung ibunya menampar wajah putrinya, saya takut sekali, waktu itu kami sudah berpakaian. Ibunya langsung menyemprot anaknya dengan bahasa cantonese yang saya tak mengerti. Saya merasa pilu sekali, dengan matanya yang berkaca-kaca dia memberikan isyarat pada saya supaya saya buru-buru lari pulang. Sewaktu saya sampai pintu depan, saya mendengar bunyi gamparan berkali-kali. Keluarganya tak mau mengungkit-ungkit masalah ini lagi dan dia tak memberitahukan siapa yang telah memperkosanya.
Waktu cepat berlalu, dia pindah sekolah untuk menghindari tabu kita sudah kehilangan kontak dan kurasa dia juga benci pada saya, kejadian itu sudah berlangsung lama tapi tetap mengenang di hati saya, saya tahu sekarang dia sudah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik jelita. Mudah baginya untuk mendapatkan pacar tapi tak mungkin dia mendapatkan keperawannya kembali. Oh, Tuhan, umatmu yang berdosa ini, tolong maafkan nafsu khilafku ini, saya sangat menyesal.
0 comments:
Post a Comment